BMKG Luruskan Informasi Gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut 'Tinggal Menunggu Waktu'

Penulis: Indra Kurniawan
Editor: Tim PRFM News
Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi /Pixabay.com/Tumisu

PRFMNEWS - Potensi gempa bumi di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya bukanlah hal baru.

Potensi gempa di dua zona itu sudah lama, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi Gempa dan Tsunami Aceh 2004.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono menilai, munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar.

Baca Juga: Sesar Lembang: Fakta, Sejarah, dan Risiko Gempa di Kawasan Bandung Raya

"Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun," tutur Daryono dalam keterangan resminya yang diterima Redaksi PRFM, Kamis 15 agustus 2024.

"Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," imbuhnya.

Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan peristiwa gempa kuat M7,1 yang berpusat di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki Jepang.

Baca Juga: Indonesia Diminta Waspada Dampak Gempa Megathrust Nankai Jepang, BMKG: Tinggal Tunggu Waktu

Menariknya, kata Daryono, gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 beberapa hari lalu mampu menciptakan kekhawatiran bagi para ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadinya gempa dahsyat di Megathrust Nankai.

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub