Kasus Perundungan Dokter PPDS Semarang, Netizen Bongkar ‘Tradisi’ Fakultas Kedokteran yang Jarang Diketahui

Editor: Indra Kurniawan
Ilustrasi dokter dan isu perundungan dalam praktik Pendidikan Profesi Dokter Spesialis atau PPDS.
Ilustrasi dokter dan isu perundungan dalam praktik Pendidikan Profesi Dokter Spesialis atau PPDS. /Pexels/karolina grabowska

“Om aku kemarin ambil spesialis diginiin, mereka nyuruhnya bisa kapan aja kek hampir tengah malam disuruh ini itu yang menurutku tuh enggak masuk akal dan di luar ranah kedokteran itu sendiri,” tutur akun shadow***.

Baca Juga: Dugaan Perundungan Dokter PPDS hingga Meninggal, Kemenkes Hentikan Sementara Prodi Anestesi Undip

“Kasus bullying di PPDS kedokteran itu bener-bener ada kayaknya dari dulu, kasus ini harus selalu di up,” ungkap netizen lainnya.

Netizen dan masyarakat menilai praktik perundungan dalam pendidikan seharusnya tidak harus terjadi.

Fakultas Kedokteran seharusnya memberikan dukungan dan perlindungan yang memadai bagi mahasiswanya, bukan sebaliknya.

Baca Juga: Jelang Upacara HUT RI ke 79 di IKN, Otorita Pastikan Layanan Kesehetan Tersedia dengan Baik

Netizen mendesak agar dilakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, demi memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Kasus meninggalnya mahasiswa PPDS Undip Semarang bukan hanya mencerminkan isu pribadi, tetapi juga menunjukkan kebutuhan mendesak untuk memperbaiki sistem pendidikan kedokteran di Indonesia.

Penanganan yang tepat terhadap kasus ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan mendukung.

Upaya tersebut penting untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan dan memastikan bahwa para mahasiswa dapat menjalani pendidikan dengan aman dan tanpa tekanan yang merugikan.***

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub