IMF Sebut Tingkat Pengangguran Indonesia Menduduki Peringkat Tertinggi ke-1 di ASEAN

Penulis: Ema Rachmawati
Editor: Rifki Abdul Fahmi
Ilustrasi. Pengangguran .
Ilustrasi. Pengangguran . /Pixabay/Mohamed_hassan/

Baca Juga: Pj Wali Kota Bandung Ingin Muncul Banyak Wirausaha Baru Sebagai Upaya Kurangi Pengangguran

Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa jumlah penduduk usia kerja per Februari 2024 mencapai 214 juta orang.

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,41 juta orang jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023. Penduduk usia kerja tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

“Jumlah angkatan kerja mencapai 149,38 juta orang atau bertambah 2,76 juta orang, yang kira-kira tumbuh 1,88 persen. Sementara kelompok bukan angkatan kerja mencapai 64,62 juta orang atau lebih rendah sekitar 0,35 juta orang, yang kira-kira turun sebesar 0,54 persen,” kata Amalia.

Layaknya teori permintaan dan penawaran sederhana, salah satu penyebab utama tingginya pengangguran di Indonesia adalah rendahnya minat pengusaha untuk membuka lowongan pekerjaan.

Di zaman serba modern, setiap perusahaan tentu menaruh tuntutan dan harapan tinggi dari para calon pekerjanya. Dengan demikian, syarat yang acap kali tidak masuk akal kerap memberatkan para pencari kerja.

Baca Juga: Preferensi Politik Masyarakat Kota Bandung Mei 2024, Pemimpin Harus Bisa Bereskan Masalah Pengangguran

Salah satu syarat yang banyak dikeluhkan adalah terkait pengalaman kerja. Perusahaan biasanya ingin pelamar memiliki pengalaman kerja paling tidak 1-2 tahun dalam bidang serupa. Namun apabila seluruh perusahaan mewajibkan hal tersebut, maka takkan ada yang mau menerima calon pekerja yang belum punya pengalaman kerja sama sekali sebelumnya.

Sejalan dengan itu, kualitas calon pekerja menjadi pertimbangan penting bagi para pengusaha. BPS menyebutkan bahwa pengangguran lulusan SMK jumlahnya lebih tinggi dibandingkan pengangguran lulusan Diploma IV, S1, S2, dan S3.

Pandangan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin baik kinerja seseorang masih terus dipelihara hingga sekarang. Bukannya anggapan itu salah, melainkan saja, anggapan itu menutup pintu kesempatan bagi mereka yang memang benar-benar mau bekerja keras dan butuh pekerjaan.

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub