UN 2021 Diganti Asesmen Nasional, Pengamat Pendidikan Minta Mendikbud Siapkan Opsi Lain

- 12 Oktober 2020, 16:11 WIB
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Idi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Selasa (17/3/2020). Pemerintah Aceh telah mengeluarkan kebijakan meliburkan seluruh sekolah untuk mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kecuali pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tetap berlangsung sesuai jadwal.
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Idi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Selasa (17/3/2020). Pemerintah Aceh telah mengeluarkan kebijakan meliburkan seluruh sekolah untuk mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kecuali pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tetap berlangsung sesuai jadwal. /- Foto: ANTARA /Syifa Yulinnas/ama.

PRFMNEWS - Menteri Pendidikan dan Kabudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim resmi mengganti Ujian Nasional (UN) 2021 menjadi Asesmen Nasional (AN). Pengamat Pendidikan Irianto menyambu baik hal ini.

Namun dia meminta Mendikbud untuk menyiapkan solusi lain bilamana nantinya pelaksanaan Asesmen Nasional itu tidak berjalan baik.

Salah satu yang bisa menjadi pilihan katanya adalah menambah satu tahun waktu pembelajaran, seperti yang pernah dilakukan pada tahun 1979/1980.

"UN dan AN ditiadakan dan dilakukan penambahan waktu untuk pembelajaran, itu pernah dilakukan tahun 79-80, ini opsi yang bisa dipikirkan, tidak usah gengsi tidak usah malu, ya asesmen begitu saja, ditambah 1 tahun atau 6 bulan pembelajaran," kata Irianto saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Senin 12 Oktober 2020.

Baca Juga: Mendikbud Resmi Ganti UN 2021 Menjadi AN, Apa Maksudnya?

Dia juga meminta sebelum dilaksanakan kepada siswa, setiap guru harus benar-benar memahami apa yang dimaksud Asesmen Nasional ini.

Jangan sampai kata dia seperti proses belajar daring yang nyatanya masih banyak guru gelagapan dan akhirnya hanya memberi tugas-tugas kepada siswa. Padahal substansi dari pembelajaran daring bukan seperti itu.

"Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Mas Nadiem. Pertama, apakah guru sudah mengerti asesmen ini, jangan-jangan guru pun belum mengerti dengan asesmen ini," ujarnya.

Menurut Irianto, bagaimana mungkin guru dapat menilai dengan baik para siswanya, jika gurunya sendiri belum memahami betul.

Baca Juga: Update Penularan Corona di Indonesia 12 Oktober, Total Terkonfirmasi Positif Tembus 336.716 Kasus

Lalu apakah siswanya pun sudah terbiasa dengan pola-pola asesmen nanti, hal itu kata dia harus benar-benar dipahami lebih dahulu oleh guru.

"Jadi dengan waktu yang masih ada ini harus digunakan semaksimal mungkin oleh Kemendikbud untuk mencerdaskan guru-gurunya dulu. Kalau sudah cerdas dan paham, baru ada sosialisasi dari guru kepada muridnya, sehingga pelaksanaan dapat berjalan baik," jelasnya.***

Editor: Rifki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x