Waspada Musim Kemarau 2024 Picu Kekeringan Meteorologis di Sejumlah Daerah Indonesia, Ini Penjelasan BMKG

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Rifki Abdul Fahmi
Kondisi tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang tandus akibat kemarau panjang.
Kondisi tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang tandus akibat kemarau panjang. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati/

Baca Juga: Cuaca Cerah dan Langit Terlihat Biru di Bandung, Benarkah Musim Kemarau Sudah Tiba? Ini Kata BMKG

"Memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini, masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebelum memasuki periode pertengahan musim kemarau," ujar Dwikorita.

Lebih lanjut, BMKG memberikan sejumlah rekomendasi teknis yang bisa dilakukan sebagai langkah mitigasi dan antisipasi. Diantaranya, penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk pengisian waduk-waduk di daerah yang berpotensi mengalami kondisi kering saat musim kemarau dan membasahi dan menaikkan muka air tanah pada daerah yang rawan mengalami karhutla ataupun pada lahan gambut.

“Agar upaya modifikasi cuaca dapat terlaksana dengan efektif dan efisien dalam memitigasi potensi bencana kekeringan, kami berharap agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Pertanian dapat memastikan koneksitas jaringan irigasi dari waduk ke kawasan yang terdampak kekeringan benar-benar memadai,” jelas Dwikorita.

Kepada pemerintah daerah, BMKG merekomendasikan agar daerah yang masih mengalami hujan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau, untuk dapat segera mengoptimalkan secara lebih masif upaya untuk memanen air hujan.

Baca Juga: BMKG Ungkap Wilayah Terdampak dan Upaya Tekan Risiko Terburuk Akibat Pergerakan Sesar Lembang

Pemanenan dapat dilakukan melalui tandon-tandon/ tampungan-tampungan air, embung-embung, kolam-kolam retensi, sumur-sumur resapan, dan lain sebagainya seiring dengan upaya mitigasi dampak kejadian ekstrem hidrometeorologi basah yang sedang dilakukan.

"Terkait pertanian, maka pola dan waktu tanam untuk iklim kering pada wilayah terdampak dapat menyesuaikan. Karenanya, BMKG akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Menteri Pertanian dan Gubernur Provinsi terdampak," tutur Dwikorita.***

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub