Pakar Mikrobiologi Nilai Swab Test Lebih Efektif untuk Deteksi Corona, Tapi Biayanya Mahal

- 19 September 2020, 22:16 WIB
Ilustrasi hasil swab test: IJTI Sumbar gagar para jurnalis di Sumbar untuk melakukan swab test massal mandiri karena kegiatan mereka di lapangan sangat aktif.
Ilustrasi hasil swab test: IJTI Sumbar gagar para jurnalis di Sumbar untuk melakukan swab test massal mandiri karena kegiatan mereka di lapangan sangat aktif. /PIXABAY

PRFMNEWS - Pakar Mikrobiologi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), dr Sunaryati Sudigdoadi mengatakan tes paling efektif untuk mendeteksi infeksi virus Corona penyebab Covid-19 adalah menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), atau biasa disebut dengan swab test.

Menurut dia, PCR adalah pengecekan yang ideal karena langsung mencari virusnya.

"Kalau ingin tahu terpapar (Corona) atau tidak, paling ideal sampai saat ini adalah mencari virus yang ada di saluran pernafasan, pengambilan sampelnya itu swab atau usap dari hidung atau tenggorokan dengan teknik PCR," katanya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 19 September 2020.

Baca Juga: Link Live Streaming Laga MU vs Crystal Palace yang Berlangsung Malam Ini di Mola TV

Namun saat ini, dia melanjutkan tes menggunakan metode PCR di Indonesia biayanya cukup mahal. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang memilih melukan rapid test.

"Saat ini mungkin PCR masih terkendala dengan harga yang masih cukup tinggi. Orang yang hanya ingin diagnosis harus kirim ke laboratorium itu biaya besar, akhirnya banyak yang 'udah aja lah rapid saja'," katanya.

Sementara itu tes cepat atau rapid test merupakan pemeriksaan awal infeksi Corona yang biayanya lebih murah daripada swab test. Namun, tingkat akurasinya rendah.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Pasalnya, prinsip utama dari rapid test adalah mendeteksi antibodi di dalam darah.

Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona. Biasanya, antibodi akan terbentuk sekitar 7 hari setelah terpapar.

"Sehingga kalau dia terpapar pada hari ketiga atau kelima diperiksa, kemungkinan (antibodi) belum terbentuk walaupun ada paparan virus. Makanya dalam pemeriksaan rapid hasilnya akan dilaporkan sebagai reaktif atau non reaktif," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x