Debat Perdana Cawapres Lebih Intelek Tak Penuh Emosi, Ada 1 Peserta Patut Diapresiasi Lebih

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Indra Kurniawan
Gibran Rakabuming Raka (tengah) saat debat Cawapres 2024
Gibran Rakabuming Raka (tengah) saat debat Cawapres 2024 /Tangkapan Layar YouTube /KPU RI

PRFMNEWS - Pakar tata ruang Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai debat perdana dengan peserta para calon wakil presiden (cawapres) yang digelar KPU pada Jumat, 22 Desember 2023 malam lebih intelektual dan kontekstual sehingga lebih berkontribusi memberikan pertimbangan bagi para pemilih.

Yayat menilai debat pertama antara para calon presiden (capres) pada 12 Desember 2023 lalu lebih penuh emosi. Sedangkan untuk debat kedua yang menjadi debat perdana bagi para cawapres pada 22 Desember 2023 menampilkan para kontestan yang menyampaikan gagasan secara lebih cerdas.

"Iya, debat kali ini ini semakin jelas dibandingkan debat pertama. Lebih soft (lembut), lebih cerdas, tidak menembak. Kalau menyindir, menyindir secara intelektual, bukan memojokkan dengan sarkasme yang tujuannya memang menguji kapasitas cawapres," kata Yayat, dikutip prfmnews.id dari ANTARA, Sabtu 23 Desember 2023.

Baca Juga: Amankan Nataru Lewat Operasi Lilin Lodaya, Kapolda Jabar: Konvoi Tahun Baru Akan Diatur

Yayat pun menyebut memberi apresiasi lebih kepada salah satu peserta debat perdana cawapres. Menurutnya, kontestan satu ini memberikan gambaran lebih rinci khusus terkait solusi terkait permasalahan transportasi umum yang menjadi salah satu isu utama di perkotaan Indonesia saat ini.

Hal ini sesuai dalam tema debat kedua untuk cawapres Pemilu 2024 yakni meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Dari cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin), nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Mahfud MD, Yayat menilai saat membahas khusus terkait masalah perkotaan, ketiga kontestan tersebut perlu untuk mengelaborasi lebih jauh mengenai gagasan-gagasannya.

Baca Juga: Cara Mudah Bikin KTP Digital Via Aplikasi IKD yang Punya 5 Perbedaan dengan E-KTP

"(Untuk masalah perkotaan) jadi masih bersifat normatif, tidak dijelaskan apa yang dihadapi oleh tiap kota saat ini, kebutuhan paling mendesak itu apa. Masih generik, tapi memang sesinya terbatas sehingga eksplorasinya tidak bisa maksimal dalam waktu terbatas," ujarnya.

Halaman:

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub