“Kalau kita bicara data Covid-19, itu KAI kan masih menggunakan data konservatif dan KAI tidak berhenti beroperasi loh saat Covid. Coba kalo kita kebayang ya itu pure private sector berhenti enggak tuh kereta? Berhenti. Cuma, kalau BUMN kan enggak boleh berhenti namanya juga melayani. Nah, tentu dua data ini yang saya sedang tunggu,” ucapnya.
Terkait kapasitas produk INKA dan sinkronisasi data penumpang kereta tersebut, Erick mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perhubungan.
“Untuk sinkronisasi data memang berapa kapasitas INKA bisa memproduksi, kapasitas kereta api memprediksi. Nah itu harus ada titik ketemunya jangan semua solusi itu hanya dilihat satu titik,” tuturnya.
Baca Juga: Serahkan SK Perpanjangan Pj Bupati Bekasi, Ridwan Kamil: Jangan Kompromi Pada Hal Melanggar Aturan
Sementara itu Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, kepastian impor KRL bekas asal Jepang tinggal menunggu keputusan dari Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.
Kartika berharap keputusan terkait penambahan pengadaan rangkaian KRL ini bisa terlaksana sesegera mungkin pada tahun ini.
“Saya perlu satu kali rapat lagi dengan Menko Maritim dan Investasi,” ujarnya.
Sedangkan Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, pihaknya menyetujui impor darurat KRL sebab ada unsur kedaruratan dan berprinsip pada keselamatan pengguna KRL.***