"Pertama, suplai pangan terganggu karena masalah boikot serta transportasi yang mahal dan iklim transportasi yang diganggu sabotase. Kedua, harga pupuk melonjak sehingga harga produk pertanian ikut melonjak, suplai pupuk terganggu, dan daya beli petani terhadap pupuk menurun," ujarnya.
Baca Juga: Pemprov Jateng Optimalkan Pertanian Sorgum di Wonogiri
Sedangkan perubahan iklim memiliki dampak terhadap pola tanam dan produksi pertanian.
"Karena itu, ke depan pertanian makin menduduki posisi strategis. Ancaman krisis pangan merupakan hal yang nyata,” katanya.
Namun, Gobel menyebut bahwa para petani Indonesia umumnya berusia tua. Karena generasi muda kurang tertarik oleh pendapatan petani yang relatif kecil.
"Generasi muda kurang tertarik. Ini ada sebabnya, yaitu pendapatan petani relatif kecil dibandingkan dengan profesi lain,” pungkasnya.***