Network
PRFMNEWS - Tim Pakar Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, selama periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Transisi di DKI Jakarta periode 4 Juni hingga 26 Juli 2020, ditemukan 90 klaster perkantoran. Dari 90 klaster perkantoran tersebut didapatkan 459 kasus terkonfirmasi positif covid-19.
"Kalau di DKI Jakarta sendiri sampai dengan tanggal 28 Juli 2020 ini ditemukan 90 klaster dengan 459 kasus," kata Dewi dalam Talkhsow 'COVID-19 Dalam Angka' yang disiarkan di Kanal Youtube BNPB Indonesia, Rabu 29 Juli 2020.
Dewi menjelaskan, ada dua kemungkinan sumber covid-19 pada klaster perkantoran. Kemungkinan pertama seseorang membawa virus saat karena terjangkit di dalam transportasi publik, dan kemungkinan ke dua adalah dia membawa virus dari rumah.
Baca Juga: Sejumlah Sekolah di 27 Kecamatan di Garut Siapkan Pembelajaran Tatap Muka
"Bisa jadi di perkantorannya ada yang positif dan mungkin positifnya bukan di kantor bisa jadi mungkin di rumahnya atau di perjalanan naik kendaraan umum itulah kenapa kita harus tetap waspada terutama yang menggunakan transportasi umum," jelasnya.
Dengan adanya klaster perkantoran yang cukup banyak di DKI Jakarta, Dewi mengingatkan warga untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan ini penting diterapkan baik saat bekerja maupun saat dalam perjalanan di dalam transportasi publik.
Karena meningkatkan kasus covid-19 di dari klaster perkantoran, Dewi pun meminta perkantoran baik itu instansi pemerintah atau swasta, jika bisa menerapkan work from home (WFH), maka pilihlah WFH.
"Untuk perusahaan yang masih bisa WFH lebih baik WFH," ujarnya.
