PRFMNEWS – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan turut mengomentari harga BBM jenis Pertamax naik menjadi Rp12.500 di seluruh Indonesia per 1 April 2022.
Luhut mengatakan, pilihan untuk menaikkan harga Pertamax harus dilakukan PT Pertamina (Persero) karena asumsi harga minyak dunia dalam APBN sudah sangat jauh dengan harga minyak di lapangan.
"Karena kalau (harga Pertamax) tidak (dinaikkan) harga asumsi crude oil 63 dolar AS di APBN, sekarang ini sudah 98 atau 100 dolar AS. Kalau ditahan terus, jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," jelasnya, dikutip prfmnews.id dari laman ANTARA.
Baca Juga: Harga Pertamax Diprediksi Akan Naik Lagi Mencapai Rp16.000 per Liter
Luhut menambahkan, sebelum Indonesia, sudah banyak negara harus menaikkan harga BBM akibat kelangkaan crude oil (minyak mentah) sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina dan kelangkaan minyak nabati.
"Memang kelangkaan crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia, kemudian kelangkaan juga sekarang sunflower karena tidak ekspor dan impor dari Ukraina dan sanksi (kepada Rusia) itu tadi membuat ini bermasalah," terangnya.
Baca Juga: Terbang ke Singapura, Luhut 'Jualan' Investasi Kepada Investor Negeri Singa
Ia pun mengklaim bahwa Indonesia masih beruntung karena bisa mengelola ekonomi dengan lebih baik sehingga dampak konflik kedua negara tersebut tidak terlalu besar.
Tak hanya itu, Luhut juga menyatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling lambat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dibandingkan Negara-negara terdampak lainnya.
Baca Juga: Tak Hanya Harga BBM Pertamax Naik, di Awal April ini PPN Juga Naik