BANDUNG, (PRFM) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendesak pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan berdasarkan kepentingan kesehatan dan kesejahteraan anak saat pemerintah menerapkan new normal di bidang pendidikan. Hal itu disampaikan sehubungan dengan hasil evaluasi data di akhir masa tanggap darurat Covid-19.
Dalam rilis yang ditandatangani Ketua Umum IDAI, Aman B. Pulungan itu, IDAI sebelumnya telah melaksanakan upaya deteksi kasus pada anak secara mandiri dan mendapatkan data bahwa hingga tanggal 18 Mei 2020 diketahui jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 3.324 anak, 129 anak berstatus PDP meninggal, 584 anak terkonfirmasi positif Covid-19, dan 14 anak meninggal akibat Covid-19.
Temuan ini menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia tinggi. Selain itu membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19 atau hanya akan menderita sakit ringan saja.
Baca Juga: Dapat Lampu Hijau, Serie A Italia Musim 2019/2020 Dilanjutkan 20 Juni
IDAI menegaskan upaya pencegahan dan pemberantasan wabah Covid-19 di Indonesia harus diutamakan dalam menyusun tatanan kehidupan normal baru. Protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat.
Penentuan status infeksi, lanjut IDAI, dengan menggunakan pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR), penelusuran kontak (contact tracing), tindakan karantina dan isolasi, serta pembatasan fisik belum berlangsung optimal, sehingga harus terus ditingkatkan.
Selain itu, tatanan kehidupan normal baru disusun sesuai dengan kebutuhan dasar tumbuh kembang dan kesehatan anak, bukan sebaliknya, karena tumbuh kembang optimal anak akan menentukan kualitas generasi bangsa Indonesia di masa depan.
Baca Juga: Penerapan ‘New Normal’ Temui Sejumlah Persoalan, Disdik Bandung: Ada Empat Masalah
“Upaya pemenuhan kebutuhan dasar tumbuh kembang dan kesehatan anak harus tetap berjalan sesuai jadwal bagi seluruh anak Indonesia. Roda pelayanan kesehatan dasar seperti asuhan neonatal esensial, imunisasi, pemenuhan nutrisi lengkap seimbang, suplementasi sesuai kebutuhan, stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang, serta berbagai program terkait kesehatan anak yang sempat terganggu pada awal masa pandemi Covid-19 harus kembali berjalan optimal,” tulis IDAI siaran pers yang diterima PRFM, Jumat (29/5/2020).