Kenapa Beli Baju Lebaran Lebih Baik Ditunda Dulu? Begini Bahaya yang Diungkap Ahli Epidemiologi

- 19 Mei 2020, 09:30 WIB
Situasi kerumunan warga di salah satu pusat perbelanjaan busana di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/5/2020).
Situasi kerumunan warga di salah satu pusat perbelanjaan busana di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/5/2020). /Instagram @lensabaleendah

BANDUNG,(PRFM) - Jelang berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tingkat Jawa Barat dan juga jelang idulfitri, beberapa pasar dan jalanan di beberapa daerah di Jawa Barat dilaporkan jauh lebih ramai dari sebelumnya. Padahal, saat ini pandemi covid-19 belum berakhir sehingga warga sangat diwajibkan untuk jaga jarak atau physical distancing dan menerapkan protokol kesehatan lainnya.

Ahli Epidemiologi sekaligus Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dr. Bonie Wiem Lestari menyayangkan hal tersebut karena potensi penularan covid-19 semakin meningkat.

Baca Juga: Seekor Harimau Sumatera Mati Dijerat Pemburu di Riau

"Misalnya memilih baju biasanya ibu-ibu kan bisa sambil ngobrol dengan suaminya, anaknya, atau dengan saudaranya. Pasti ngobrol ngga mungkin berjauhan-jauhan juga mungkin berdekatan. Jadi kalau misalnya ada aja salah satu diantara pengunjung itu kasus positif tidak bergejala, kan tentu akan mudah menularkan itu dengan droplet (percikan) yang menempel dimana-mana, kemudian orang sibuk memilih baju atau memegang barang yang ada di supermarket ya bahaya juga, mungkin bisa menimbulkan klaster baru kalau ngga disiplin," jelas Bonie saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Selasa (19/5/2020).

Dengan kejadian seperti ini, Bonie sangat berharap warga untuk menahan hasrat belanjanya terlebih dahulu. Pasalnya kini, kesehatan jauh lebih penting dan menjadi prioritas bersama.

Baca Juga: Liga Skotlandia Tak Dilanjutkan, Celtic Dinobatkan Jadi Juara

Untuk menanggulangi sebuah penyakit ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.

Adapun terkait ungkapan pemerintah yang meminta warga untuk hidup damai dengan corona, Bonie menilai jika pernyataan tersebut sebagai bentuk ketidakmampuan pemerintah dalam menanggulangi covid-19.

"Jadi kalau misalnya disampaikan kita akan hidup normal berdamai dengan covid itu ada kemungkinan bahwa sebetulnya pemerintah itu sudah tidak sanggup lagi untuk memutus lagi mata rantai penularan," tegasnya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x