OPSI Minta Kartu Prakerja Tepat Sasaran

- 3 Mei 2020, 09:06 WIB
WARGA mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin 20 April 2020.*
WARGA mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin 20 April 2020.* /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA/

BANDUNG,(PRFM) - Pemerintah telah mengeluarkan program Kartu Prakerja. Peserta Kartu Prakerja diutamakan bagi mereka yang terdampak Covid-19. 

Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar meminta program Kartu Prakerja tepat sasaran.

Hal itu ia katakan lantaran pendaftaran Kartu Prakerja dirasa sulit untuk sebagian masyarakat.

"Proses pendaftaran relatif sulit. Pada gelombang pertama pendaftaran hanya sekitar 168.111 pendaftar, gelombang kedua ada 246.000 an. Ini memang agak sulit bagaimana orang menjadi peserta," kata Timboel saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Minggu (3/5/2020).

Baca Juga: Dikabarkan Diretas, Tokopedia Selidiki Data Pengguna yang Bocor

Timboel mengatakan, Kartu Prakerja ini menyasar pekerja yang di PHK, dirumahkan, dan pekerja di sektor informal.

Mereka kata dia butuh makan, dan butuh bantuan agar dapat mempunyai daya beli. Namun, proses pendaftaran Kartu Prakerja berbelit. 

"Kita dorong pemerintah lebih mempermudah proses pendaftaran," katanya. 

Ia mencontohkan rumitnya pendaftaran Kartu Prakerja di tahap tes motivasi. Tes tersebut menurutnya tidak relevan disaat pandemi ini.

"Tujuan orang sekarang ikut Kartu Prakerja ini bukan untuk pelatihan sebenarnya, tapi untuk mendapatkan kartu supaya dapat uang Rp600 ribu," kata dia.

Baca Juga: Update Kasus Corona di Dunia, Lebih dari Sejuta Orang Telah Sembuh

Situasi ini kata dia dirasakan sulit oleh pekerja yang di PHK tanpa diberi pesangon maupun bagi mereka yang dirumahkan tanpa diberi upah.

Mereka sulit mendapatkan Kartu Prakerja, sedangkan ada sebagian orang yang masih bekerja tapi bisa mendaftar program tersebut.

"Orang yang di PHK tanpa pesangon dan dirumahkan tanpa upah sulit mendapatkan kartu (Karu Prakerja) ini. Sementara saya baca di media ada orang yang masih kerja, masih ada upah, bisa mengakses jadi peserta, dan menikmati pelatihan. Ini ga adil," kata dia.

Oleh karena itu ia meminta program Kartu Prakerja ini tepat sasaran. Para pekerja korban PHK sangat membutuhkan Kartu Prakerja, karena mereka tidak mendapatkan bantuan dari program lain.

"Kalau mereka tidak dapat disana (program bantuan lain), dan disini (Kartu Prakerja), bagaimaan jadinya?," kata dia.

Baca Juga: Kasus Corona Turun, Malaysia Buka Kembali Sektor Bisnis 4 Mei

Seperti diketahui pemerintah mengeluarkan anggaran Rp20 triliun untuk program Kartu Prakerja. Program pelatihan online ini menyasar 5,6 juta peserta.

Dalam program ini, setiap peserta mendapatkan insentif sebesar Rp 2,55 juta, dengan rincian 600 ribu disalurkan dalam bentuk bantuan sosial (bansos) uang tunai, sementara sisanya untuk pelatihan.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x