Ahli: Kalau PSBB Diterapkan Sejak Sebulan Lalu, Pandemi Mungkin Berakhir Mei

- 10 April 2020, 11:24 WIB
Kondisi salah satu pertigaan di Lembang yang sangat sepi, tidak seperi hari-hari biasanya sebelum adanya wabah virus corona.
Kondisi salah satu pertigaan di Lembang yang sangat sepi, tidak seperi hari-hari biasanya sebelum adanya wabah virus corona. //BUDI SATRIA-PRFM

BANDUNG, (PRFM) – Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), dr Pandu Riono mengatakan jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan sejak satu bulan lalu saat virus corona (Covid-19) ini muncul di Indonesia, Mei 2020 pandemi virus corona disebutnya mereda.

Menurutnya, hal itu diperparah dengan kondisi saat ini yang meski telah diterapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) masih banyak orang yang tidak bisa bekerja dari rumah, seperti pekerja informal. Karena itu, ia mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai menganggap warga Indonesia adalah pekerja kantoran.

“Kalau sebenarnya kita memulai pembatasan sosial PSBB ini sebulan lalu, mungkin kira-kira bulan depan sudah mulai reda. Ini kan problemnya kita hanya work from home dan masih banyak orang yang tidak bisa working at home. Kita itu memberikan saran hanya pada orang-orang yang disangkanya semua orang pekerja kantoran kalau pekerja informal kan tidak bisa,” kata Pandu saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Jumat (10/4/2020).

Baca Juga: FSGI Sambut Baik Kebijakan Kemendikbud Tayangkan Program Belajar di Rumah via Televisi

Ia menamabahkan, cara terbaik jika vaksin dan rumah sakit terbatas adalah dengan cara membatasi pergerakan orang yang berpotensi menularkan virus corona. Selain itu, pembatasan sosial (social distancing) pun lebih baik ketimbang pembatasan fisik (physical distancing).

“Dulu sempat ada istilah pembatasan sosial atau social distancing diterjemahkan jadi physical distancing. Itu seolah-olah kita bisa kerumun dengan jarak jauh tapi kita bisa menjaga jarak. Itu yang salah, kita benar-benar harus membatasi,” paparnya.

Baca Juga: Disdik Jabar Perpanjang Masa Belajar di Rumah bagi Siswa SMA Sederajat

Untuk itu ia mengimbau warga untuk memposisikan diri sebagai orang yang berpotensi sebagai penular atau orang yang tertular virus corona. Dengan demikian, penggunaan masker saat berada di luar rumah menjadi penting.

“Kita anggap gini saja, semua orang bisa menjadi penular atau tertular. Karena itu gunakan masker kalau di luar, kalau tidak mau sebaiknya menurut saya tidak keluar rumah kalau tidak perlu,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x