Organda Perbolehkan Anggotanya Beroperasi Meski Ada Surat Edaran BPTJ

- 3 April 2020, 11:22 WIB
Terminal Cicaheum Kota Bandung.***
Terminal Cicaheum Kota Bandung.*** //TOMMY RIYADI-PRFM

BANDUNG, (PRFM) – Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) mengaku mempersilahkan anggotanya untuk tetap beroperasi meski Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) telah memberikan surat edaran terkait dengan pembatasan transportasi dari dan ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) berkaitan dengan mewabahnya virus corona (Covid-19).

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda, Ateng Haryono mengatakan, surat edaran tersebut hanya bersifat rekomendasi. Sehingga jika anggotanya masih memiliki banyak permintaan keberangkatan maka dipersilahkan untuk tetap beroperasi.

 “Seruannya itu berupa rekomendasi jadi upaya yang menjadi pilihan. Kalau kita melihat pada saat ini memang dilematis, karena di satu sisi, menghadapi kenyataan bahwa Covid-19 ini memang benar-benar mengkhawatirkan dan serius kita juga tidak ingin menjadi bagian penyebaran maupun yang tertular. Di satu sisi, kalau tidak beroperasi itu akan menjadi beban yang luar biasa bagi anggota kami,” ungkapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Jumat (3/4/2020).

Baca Juga: Stok Kepokmas di Kota Bandung Aman Hingga Lebaran Termasuk Gula Pasir

Di samping itu, berbeda halnya jika permintaan keberangkatan sedikit maka mau tidak mau angkutan trasportasi harus berhenti beroperasi sementara. Sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona, Ateng mengaku pihaknya sudah melakukan beberapa protokol kesehatan.

“Sekarang seruan dari pemerintah pusat itu sangat jelas, mudik pun tidak dilarang. Namun tentunya secara operasional harus mengkuti protokol yang diikuti. Contoh berasal dari posisi yang epicentrum penyebaran menuju ke tempat lain di daerah itu harus dikarantina. Kemudian di dalam bus melalui protokol yang ada,” jelas Ateng.

Diketahui, sejak pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia merebak beberapa angkutan moda trasportasi harus menghadapi kenyaataan minimnya penumpang. Menurutnya, penurunan tersebut sudah mendekati 100% bahkan hingga 100%.

Baca Juga: Universitas Padjadjaran Berikan Kuota Internet untuk 2.766 Mahasiswa

“Semenjak kasus ini muncul di Indonesia, maka posisi itu menjadi turun bahkan turunnya itu ada yang sudah mendekati 100% atau bahkan 100%. Contoh adalah angkutan pariwisata, untuk trayek yang dalam perjalanan reguler tentunya sangat tergantung dari demand yang ada dan bagaimana teman-teman ini merespon hal tersebut,” kata Ateng.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x