Soal Anggaran Rp72 Miliar Buat Influencer, PKS: Pemerintah Juga Mesti Perbaiki Konten Pariwisata

- 28 Februari 2020, 08:15 WIB
PANTAI Pangandaran.*/AGUS KUSNADI/KP
PANTAI Pangandaran.*/AGUS KUSNADI/KP /Agus Kusnadi/

BANDUNG, (PRFM) - Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp72 miliar untuk digelontorkan kepada para influencer mancanegara. Tujuannya adalah agar mereka mempromosikan destinasi-destinasi wisata di Tanah Air kepada dunia.

Bayaran untuk influencer diharapkan mampu menangkal dampak virus corona terhadap sektor pariwisata Indonesia.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengapresiasi niat baik pemerintah tersebut. Namun ia mengatakan, pemerintah mesti transparan apakah pengeluaran anggaran yang begitu besar itu bakal efektif untuk memasarkan wisata Indonesia.

"Karena ini kan menggunakan uang negara, jadi mesti diumumkan secara terbuka, apakah anggaran ini memang sebanding dengan apa yang akan didapat nanti," kata Mardani saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis (27/2/2020).

Baca Juga: 1.900 Jemaah Batal Berangkat Menyusul Penghentian Sementara Visa Umrah

Mardani menilai, menggandeng influencer asing untuk mempromosikan pariwisata Indonesia tidak akan optimal tanpa memperbaiki konten dan muatan pariwisata kita. Konsep pariwisata Indonesia kata dia, harus diperbaiki lantaran saat ini wisatawan tidak hanya berwisata tapi juga mencari objek wisata yang unik.

"Tidak hanya traveling (perjalanan), tapi juga experience (pengalaman), keunikan budaya lokal yang mereka cari. Jadi konten dan kualitas itu yang menentukan orang akan datang," kata dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, pariwisata tidak hanya diukur dari kuantitas, tapi juga kualitas. Ia menyinggung target 27 juta kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun ini, tapi tanpa ada perbaikan kualitas pariwisata Indonesia.

Baca Juga: Ini Nih 6 Penyebab Susah Tidur Padahal Lagi Capek-capeknya

Ia mencontohkan negara Bhutan yang membatasi kunjungan wisata ke negaranya. Bhutan fokus pada kualitas pariwisata. Walaupun begitu ia bilang, pembiayaan dan manfaat pariwisata di Bhutan tidak kalah dengan pariwisata lainnya di dunia yang mengutamakan jumlah kunjungan.

"Paradigma wisata berbasis kuantitas mulai mendapat catatan, belakangan wisata lebih kepada kualitas," kata dia.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x