KPAI Minta Kepala Daerah Tak Main Pecat Guru Terduga Pelaku Kekerasan

- 16 Februari 2020, 16:34 WIB
KPAI.*
KPAI.* /PMJ News/

BANDUNG, (PRFM) - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan Retno Listyarti menyambangi sekolah di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (14/2/2020) yang gurunya diduga kuat memukuli sejumlah siswa karena terlambat dan tidak menggunakan atribut seragam.

Retno Listyarti mendatangi sekolah meminta klarifikasi dan penjelasan pihak sekolah. Ia didampingi oleh sejumlah komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi.

Baca Juga: Emil Pastikan Guru yang Pukul Siswa di SMAN 12 Bekasi Sudah Dinonaktifkan

KPAI dan KPAD kota Bekasi diterima oleh Kepala Sekolah, Humas, Wakasek Bidang Kurikulum dan Guru Bimbingan Konseling (BK). KPAI juga mendatangi TKP (Tempat kejadian Perkara) yang merupakan lapangan sekolah tempat siswa biasa melakukan olahraga dan upacara bendera.

Retno mengatakan, hasilnya pertama, KPAI mendapat penjelasan bahwa peristiwa kekerasan tersebut terjadi pada Selasa (11/2/2020) yang dipicu karena ada 172 peserta didik yang terlambat masuk sekolah pada hari itu, tepatnya 72 anak laki-laki dan 100 anak perempuan.

"Anak-anak sendiri berdalih bahwa keterlambatan tersebut terjadi lantaran pintu masuk ke parkiran motor ditutup saat itu. Karena biasanya siswa yang terlambat tidak sebanyak itu, paling banyak 20 orang tidak sampai ratusan," kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/2/2020).

Ditambah lagi, dari 172 anak yang terlambat, ternyata beberapa diantara tidak menggunakan atribut sekolah seperti ikat pinggang.

Komisioner KPAI Retno Listyarti menyambangi sekolah di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (14/2/2020) yang gurunya diduga kuat memukuli sejumlah siswa karena terlambat dan tidak menggunakan atribut seragam. / DOK. KPAI
Komisioner KPAI Retno Listyarti menyambangi sekolah di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (14/2/2020) yang gurunya diduga kuat memukuli sejumlah siswa karena terlambat dan tidak menggunakan atribut seragam. / DOK. KPAI

Diduga kuat, hal inilah yang memicu kemarahan pelaku kekerasan, karena yang bersangkutan adalah wakasek bidang kesiswaan, yang merasa memiliki tanggungjawab mendisiplinkan siswa. Seluruh siswa kemudian masuk ke kelasnya masing-masing sekitar pukul 08.00 WIB. Pembelajaran kemudian berlangsung seperti biasa. Kepala Sekolah mengaku berada di ruang kerja saat kejadian dan tidak mengetahui peristiwa kekerasan tersebut.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x