Gempa yang Terjadi di Bandung Tidak Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi

20 September 2024, 17:15 WIB
Antisipasi Potensi Bahaya Erupsi Gunung Merapi, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada /ilustrasi/Malanghits.com/

PRFMNEWS - Gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu 18 September 2024 tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Hal tersebut dipastikan langsung oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso tidak menampik bahwa getaran gempa bisa mengganggu stabilitas kubah lava Gunung Merapi.

Baca Juga: Balita Meninggal Dunia Akibat Gempa di Bandung

Meski begitu, Agus menyatakan getaran gempa yang terjadi di Bandung beberapa waktu lalu tidak dirasakan sampai Gunung Merapi.

Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat, Luncurkan 42 Kali Guguran Lava

"Goncangan gempa memang dapat mengganggu kestabilan kubah lava, tapi gempa di Jabar kemarin cukup jauh dan tidak terasa goncangannya di sekitar Merapi," ujarnya.

Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran

Dijelaskan Agus, awan panas guguran yang meluncur secara beruntun dari Gunung Merapi mulai Rabu hingga Kamis, tidak dipengaruhi oleh gempa tektonik yang terjadi di Bandung.

BPPTKG mencatat tiga kali awan panas guguran yang terjadi pada pukul 09.05 WIB, 14.52 WIB, dan 22.46 WIB dengan jarak luncuran paling jauh 1.300 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng pada Rabu 18 September 2024.

Baca Juga: Pj Wali Kota Bandung yang Baru Punya Rencana Khusus untuk Persoalan Transportasi di Pasir Impun

Awan panas guguran kembali keluar dari Gunung Merapi pada pukul 01.40 WIB, 06.45 WIB, dan 14.51 WIB dengan jarak luncur terjauh 1.350 meter ke arah Kali Bebeng pada Kamis 19 September 2024.

Awan panas dan guguran lava Gunung Merapi, 20 Juli 2024./ YouTube/ BPPTKG Channel

Awan panas guguran beruntun itu terjadi seiring intensitas erupsi Merapi yang meningkat selama sebulan terakhir.

Data pemantauan BPPTKG menunjukkan suplai magma Merapi masih berlangsung sehingga dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.***

Editor: Tim PRFM News

Tags

Terkini

Trending