Musim Kemarau di Bandung Terasa Dingin Saat Pagi Akibat Bediding, Apa itu? Begini Penjelasan BMKG

17 September 2024, 12:15 WIB
Ilustrasi kedinginan. /Pixabay/ Katrina_S

PRFMNEWS - Warga Bandung tentu merasakan udara yang sangat dingin di pagi hari saat ini. Selama musim kemarau, beberapa daerah di Pulau Jawa termasuk Bandung Raya akan terasa lebih dingin dari biasanya.

Fenomena ini bukanlah cuaca ekstrem, BMKG mengungkap cuaca dingin di pagi hari saat musim kemarau adalah fenomena wajar yang dikenal sebagai bediding.

Apa Itu Bediding?

Mengutip dari laman BMKG, fenomena bediding adalah peristiwa di mana suhu udara terasa lebih dingin dari biasanya selama musim kemarau.

Kata "bediding" diambil dari bahasa Jawa, "bedhidhing," yang berarti dingin. Meskipun suhu siang hari tetap hangat akibat sinar matahari yang intens, malam dan pagi hari sering kali ditandai dengan udara yang sangat sejuk.

Fenomena ini sering terjadi pada bulan-bulan tertentu ketika perubahan kondisi atmosfer memengaruhi suhu di permukaan bumi.

Baca Juga: Bandung Masih Musim Kemarau Tapi Mulai Sering Diguyur Hujan, Begini Penjelasan BMKG

Penyebab Terjadinya Bediding

Dari perspektif klimatologi, fenomena bediding terjadi karena minimnya tutupan awan selama musim kemarau.

Hal ini memungkinkan panas yang tersimpan di permukaan bumi pada siang hari cepat dilepaskan kembali ke atmosfer pada malam hari dalam bentuk radiasi gelombang panjang.

Proses ini menyebabkan penurunan suhu secara drastis, terutama pada malam hingga pagi hari.

Minimnya curah hujan juga berkontribusi terhadap rendahnya kelembapan udara. Ketiadaan uap air di udara mengurangi kapasitas atmosfer untuk menyimpan panas, sehingga panas yang tersimpan pada siang hari cepat hilang saat malam tiba.

Ini menjelaskan mengapa suhu udara terasa lebih dingin di beberapa wilayah, khususnya di Pulau Jawa bagian selatan dan daerah-daerah lain yang terletak dekat dengan khatulistiwa.

Baca Juga: BMKG: Jabar Termasuk Bandung Raya Masuk Musim Hujan Mulai Oktober 2024, Kecuali 6 Daerah ini

Dampak Kurangnya Tutupan Awan

Ketika langit bersih dari awan, proses pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer berlangsung lebih cepat.

Uap air yang berkurang di dekat permukaan bumi juga mempengaruhi kondisi ini, sehingga suhu udara lebih rendah. Fenomena ini paling terasa pada malam hari hingga pagi hari, saat radiasi balik bumi dilepaskan tanpa hambatan ke atmosfer luar.

Akibatnya meski siang hari terasa panas, malam hari di wilayah tersebut menjadi sangat dingin.

Perbedaan Suhu di Wilayah Utara dan Selatan Indonesia

Wilayah Indonesia yang dekat dengan khatulistiwa, seperti Sumatera bagian utara, cenderung merasakan perbedaan yang signifikan antara suhu siang dan malam hari.

Sementara itu, di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa bagian selatan, Bali, dan Nusa Tenggara, suhu udara pada siang hari pun cenderung lebih rendah selama musim kemarau.

Hal ini terjadi karena pengaruh angin timuran atau monsun Australia yang membawa udara kering dan dingin.

Fenomena bediding paling sering terjadi pada bulan Juli, saat angin timuran dari Australia melewati wilayah-wilayah Indonesia bagian selatan.

Bulan Juli merupakan puncak musim dingin di Australia, yang menyebabkan aliran udara dingin dari selatan mengalir ke Indonesia, khususnya Jawa bagian selatan hingga Bali dan Nusa Tenggara.

Meskipun matahari bersinar tanpa halangan pada siang hari selama musim kemarau, pengaruh udara dingin dari Australia lebih dominan sehingga suhu udara terasa lebih sejuk dibandingkan bulan-bulan lainnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Trending