Susu Ikan Bakal Gantikan Susu Sapi di Program Makan Gratis Prabowo, Ini Kelebihan dan Kekurangan Susu Ikan

14 September 2024, 14:30 WIB
Dua orang anak menunjukkan produk susu ikan saat peluncuran di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat/Antara/Dedhez Anggara/foc/pri. /

PRFMNEWS - Belakangan ini beredar kabar soal rencana konsumsi susu ikan sebagai pengganti susu sapi dalam program makan bergizi gratis presiden terpilih Prabowo Subianto.

Susu ikan dipilih karena dianggap bisa menekan anggaran yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Lantas benarkah susu ikan akan jadi alternatif pengganti susu sapi di program makan bergizi gratis? dan apakah keunggulan susu ikan?

Baca Juga: Uji Coba Program Makanan Bergizi Gratis di Sumedang Digelar Selama 2 Bulan

Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mendukung wacana pemberian "susu ikan" sebagai pengganti susu sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis Presiden Terpilih Pilpres 2024 Prabowo Subianto.

"Kami menyambut positif usulan tersebut, sangat baik," kata Arzeti menanggapi kemunculan berita mengenai menu minuman berupa "susu ikan" sebagai pengganti susu sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis, seperti dikutip PRFMNEWS dari ANTARA.

Sedangkan, Ketua Komite Advokasi Percepatan Penurunan Stunting, Kesehatan Ibu dan Anak dan SDG’s Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Agussalim Bukhari menyebutkan sejumlah keunggulan susu ikan, seperti bahan baku yang mudah dan murah serta kandungan gizi.

Baca Juga: Jadwal Penutupan di Kota Bandung pada Long Weekend Ini, Cek Dimana Saja

Dalam temu media oleh PB IDI secara daring di Jakarta, Jumat, Agussalim menyebutkan susu sapi dan susu ikan tidak persis sama, namun keduanya merupakan sumber protein yang baik.

Namun demikian, katanya, untuk susu sapi yang diimpor, harganya mahal karena biaya perawatannya.

"Sedangkan untuk ikan kan lebih mudah, tinggal kita tangkap saja di perairan kita. Jadi dari segi bahan baku, itu lebih murah," ucapnya.

Ia juga mengatakan ekstrak ikan yang dijadikan produk susu bisa menjadi alternatif sumber protein untuk anak yang tidak menyukai rasa daging ikan utuh.

Baca Juga: Pawai Kendaraan Hias di Kota Bandung Mulai Jam Berapa? Ini Jadwal dan Rute yang Dilintasinya

“Perubahan bentuk produk ini adalah hal lama, bagaimana mengubah produk dari bentuk naturalnya kurang disukai misal ikan karena amis yang menjadi kendala, itu diubah jadi produk lain bentuk serbuk, diseduh, jadi susu, lebih tepatnya sari ikan,” kata Prof. Agus.

Selain itu, susu yang dibuat dari ekstrak daging ikan ini menurut dietisien Fitri Hudayani bisa menjadi pilihan sumber protein hewani. Dia pun menjelaskan kelebihan dan kekurangan susu ikan.

"Keunggulan ikan dibandingkan dengan sumber hewani lainnya adalah ikan memiliki jenis lemak yang baik dan juga sumber omega 3 yang baik untuk kesehatan, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak," kata Fitri seperti dilaporkan Antara.

Di sisi lain, produk ini masih terbilang baru dan produsennya sedikit. Hal ini tentu menyulitkan ketika ingin memasukkan susu ikan sebagai menu harian.

Baca Juga: 100 Persen Pakai Bahan Lokal, Ini Resep Ramen Halal Tori Paitan ala Chef Devina

Selain itu, susu ikan juga seperti susu sapi yang bisa mengandung alergen tertentu. Fitri menerangkan penyajian susu ikan perlu memperhatikan riwayat alergi.

Kelebihan dan kekurangan susu ikan perlu jadi pertimbangan, terutama kekurangannya. Susu ikan mungkin akan memiliki rasa dan aroma yang mungkin tidak semua orang bisa menerima.

Kemudian ekstrak ikan di pasaran sudah hadir dalam berbagai bentuk. Produk seperti ini biasanya ditujukan bagi mereka yang memerlukan suplementasi protein.

"Sebenarnya produk ekstrak ikan sudah ada dalam bentuk lain selain minuman, misalnya kapsul ikan, ekstrak ikan, tepung ikan, yang biasanya bisa diberikan pada orang yang membutuhkan asupan protein lebih, misalnya orang dengan status gizi kurang atau orang dengan penyakit infeksi yang kebutuhan proteinnya meningkat," kata Fitri.

Baca Juga: Polisi Berlakukan Ganjil Genap di Jalur Puncak Mulai Jumat Ini, Kenapa?

Fitri menekankan bahwa pada prinsipnya beragam bahan pangan diperlukan untuk menyajikan menu makanan dengan gizi seimbang. Susu saja tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi tubuh.

"Yang terpenting adalah membiasakan masyarakat, khususnya anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, untuk memiliki perilaku makan sehat dengan mengkonsumsi dengan variasi makanan yang beragam," pungkasnya.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Trending