PRFMNEWS - Sejumlah pendukung timnas sepakbola Indonesia menjadi korban penipuan calo tiket nonton pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 10 September 2024.
Suporter Timnas Indonesia ini tertipu calo tiket yang menawarkan dari akun media sosial (medsos) Facebook. Akibatnya, uang mereka raib dan terpaksa batal menonton pertandingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga antara Timnas Indonesia kontra Timnas Australia di GBK.
Korban penipuan calo tiket, Ardiansyah (26) menjelaskan kronologi kejadian di mana mulanya dia mencari informasi melalui akun grup Facebook bernama "Info Tiket Timnas Indonesia (Ultras Garuda)" yang berisi 5.000 lebih anggota.
Baca Juga: Daftar Rute Bus Trans Metro Bandung dan Bandros Berlaku Tiket Gratis Selama 3 Hari BGS 2024
Kemudian, dia ditawarkan oleh sebuah akun Facebook mengatasnamakan Haryo Kusumo Adji yang menjual tiket nonton Timnas Indonesia di GBK seharga Rp300 ribu per satuannya.
Ardi yang tertarik dengan penawaran Haryo, langsung membeli dua tiket untuk mengajak sang kekasih bernama Nuryati (25) pada hari H pertandingan Timnas Indonesia melawan Australia.
Sebelum transaksi, sang pelaku berjanji akan langsung mengirimkan tiket jika korban sudah membayar.
Namun, saat dia bersama kekasih mendatangi lokasi sekitar pukul 17.00 WIB, hingga menunggu satu jam setelahnya, tiket tak kunjung terkirim.
"Saya udah transfer ke pelaku Rp600 ribu," kata Ardiansyah di loket tiket masuk di Stadion Utama GBK Jakarta, Selasa 10 September 2024.
"Saya sudah chat berkali-kali, nomor saya tidak blok cuma enggak dibalas-balas," imbuhnya.
Baca Juga: Calon Wakil Bupati Bandung Barat Jalur Independen Aa Maulana Mendadak Mundur, Ternyata Ini Alasannya
Mereka pun akhirnya menyadari bahwa sudah menjadi korban penipuan calo tiket tersebut. Dia bersama sang kekasih sudah kompak memakai kaos merah berlambang Garuda pun harus rela uang hasil kerja kerasnya selama ini hilang.
Tak hanya uang, namun waktu, keringat dan tenaga juga habis ditempuhnya dari Ragunan, Jakarta Selatan, menaiki TransJakarta menuju ke GBK.
Ardiansyah dan Nuryati hanya bisa duduk termenung di bangku sekitar GBK menunggu suasana sepi agar bisa kembali ke rumah.
Mereka mengaku tidak berencana melapor ke Kepolisian. Namun masih berharap adanya hati nurani dari pelaku.***