Apai Janggut Ajak Semua Jaga dan Pelihara Wilayah Adat Saat Terima Sertipikat Tanah Ulayat

9 September 2024, 12:30 WIB
Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam acara International Meeting on Best Practices of Ulayat Land Registration in Indonesia and ASEAN Countries, di Bandung pada 5 September 2024. /Kementerian ATR/BPN/

PRFMNEWS - Pemerintah melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyerahkan sertipikat tanah ulayat di acara International Meeting on Best Practices of Ulayat Land Registration in Indonesia and ASEAN Countries, di Bandung pada 5 September kemarin.

Saat menerima Sertipikat Tanah Ulayat dari Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), salah seorang tokoh masyarakat adat Dayak Apai Janggut selaku Tuai Rumah Dayak Iban Menua Sungai Utik mengajak Masyarakat Hukum Adat di seluruh Indonesia untuk menyertipikatkan tanah ulayat mereka, untuk ikut menjaga dan memelihara wilayah adat masing-masing.

Dalam sambutan pendek yang disampaikannya dalam bahasa Dayak, Apai menjelaskan bahwa wilayah adat yang terjaga itu terdiri dari tiga elemen, yaitu hutan, tanah, dan sungai.

"Pesan leluhur kami, jaga dan peliharalah wilayah adat," ucap Tuai Rumah Dayak Iban Menua Sungai Utik, yang didampingi penerjemah berbahasa Indonesia dan seorang wanita Dayak.

"Jadi hutan dianggap sebagai bapak kami karena 80 persen kehidupan sehari-hari masyarakat Iban tidak lepas dari hutan, hutan adalah kehidupan bagi kami,” kata Apai di depan ratusan hadirin dari dalam dan luar negeri.

Tokoh masyarakat adat Dayak Apai Janggut selaku Tuai Rumah Dayak Iban Menua Sungai Utik saat berikan sambutan usai menerima sertipikat tanah ulayat di acara International Meeting on Best Practices of Ulayat Land Registration in Indonesia and ASEAN Countries, di Bandung pada 5 September 2024.

"Tanah merupakan ibu, karena dari tanah kami bisa dapat bercocok tanam, mengelola untuk kehidupan kami. Sungai kami anggap seperti darah, apabila sudah tercemar, lingkungan tidak lagi lestari, air jika tidak jernih maka keruh, begitu juga tidak bagus buat manusia," lanjut Apai Janggut dalam sambutannya.

Bukan hanya mendaftarkan tanah ulayat, Apai Janggut pun mengajak seluruh Masyarakat Hukum Adat untuk menjaga wilayah adat masing-masing sebelum terjadi konflik terkait tanah yang ditempati.

"Dari Sabang sampai Merauke, mari jagalah wilayah adat masing-masing karena wilayah inilah yang menjadi titipan leluhur. Kami dari Sungai Utik memberikan pesan, jaga mata air jangan sampai meneteskan air mata," pungkasnya.***

Editor: Tim PRFM News

Tags

Terkini

Trending