Kemenkes Catat 88 Kasus Wabah Mpox hingga Agustus 2024, Daerah Ini Paling Banyak

21 Agustus 2024, 18:30 WIB
Jangan panik, Sob! Ini dia langkah-langkah mudah dan efektif buat cegah penularan cacar monyet alias Mpox, biar kamu tetap aman dan sehat! /

PRFMNEWS - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan, hingga Sabtu 17 Agustus 2024 telah terkonfirmasi sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.

Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, menyatakan bahwa dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Berdasarkan data yang diperoleh, puncak kasus Mpox di Indonesia terjadi pada Oktober 2023, dengan tren mingguan menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan sejak tahun 2022.

Yudhi menjelaskan bahwa dari 88 kasus yang tercatat, sebanyak 54 di antaranya merupakan varian Clade IIB. Varian ini diketahui menjadi penyebab utama penyebaran wabah Mpox sejak tahun 2022 dan menjelaskan jika penularannya terjadi karena kontak seksual.

Baca Juga: Ungkap Program Unggulan Tata Kawasan Kumuh Jakarta, Ridwan Kamil: Jangan Cuma Sudirman-Thamrin yang Keren

“Fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual," tuturnya.

Lebih lanjut, Yudhi memaparkan bahwa kasus-kasus tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. DKI Jakarta mencatat jumlah kasus terbanyak dengan 59 kasus, diikuti oleh Jawa Barat dengan 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 3 kasus, dan Kepulauan Riau (Kepri) dengan 1 kasus.

Dalam penjelasannya, Yudhi mengungkapkan bahwa terdapat dua clade utama virus Mpox, yaitu Clade I dan Clade II. Clade I berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) dengan subclade 1a, yang memiliki tingkat fatalitas (CFR) lebih tinggi dibandingkan clade lainnya dan ditularkan melalui beberapa mode transmisi, termasuk kontak seksual. Subclade 1b, yang juga termasuk dalam Clade I, mayoritas ditularkan melalui kontak seksual dengan CFR sekitar 11 persen.

Mpox menular melalui kontak langsung dengan ruam bernanah di kulit, termasuk saat berhubungan seksual. Yudhi menekankan bahwa hubungan seksual antara sesama lelaki memiliki risiko yang lebih besar dalam penularan penyakit ini.

Baca Juga: 6 Manfaat Paprika untuk Kesehatan Tubuh Anda

Sementara itu dr. Prasetyadi Mawardi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menambahkan bahwa varian Mpox Clade I, baik 1a maupun 1b, belum terdeteksi di Indonesia. Hingga saat ini, varian yang ditemukan di Indonesia adalah varian Clade II. Prasetyadi menjelaskan bahwa Clade I memiliki angka fatalitas yang lebih tinggi dibandingkan Clade II dan biasanya ditularkan melalui kontak erat, tidak selalu melalui kontak seksual.

Prasetyadi juga mengimbau kepada siapa pun yang dicurigai terinfeksi Mpox untuk tidak memencet atau menggaruk lesi di kulit, serta menghindari berbagi barang-barang pribadi seperti handuk dan pakaian. Jika terdapat benjolan atau bintil yang mengalami luka atau erosif, segera diberikan pengobatan untuk mencegah penularan virus lebih lanjut.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Trending