Elektabilitas Lebih Rendah dari Anies Baswedan, Ternyata Ini Alasan PKS Lirik Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta

11 Agustus 2024, 14:00 WIB
Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang sama-sama masuk bursa Pilkada Jakarta 2024. /Antara/Bayu Pratama S dan M Risyal Hidayat/

BANDUNG, PRFMNEWS - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sebelumnya telah secara resmi menyatakan dukungannya untuk Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, kini mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.

Saat ini PKS membuka peluang untuk meninggalkan Anies dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur.

Langkah ini tentu menjadi sorotan, mengingat sebelumnya PKS dengan tegas memprioritaskan dukungannya kepada Anies Baswedan dan Sohibul Iman dalam Pilkada Jakarta.

Baca Juga: Curug Ciputrawangi Jadi Pilihan Wisata Alam Sumedang, Airnya Jernih Langsung dari Tampomas

PKS sebelumnya memerintahkan kepada Anies untuk mencari kekurangan jumlah 4 kursi di DPRD DKI Jakarta sebagai syarat untuk mencalonkan diri sebagai gubernur.

Namun batas waktu yang diberikan untuk mendapatkan dukungan tersebut telah terlewati pada tanggal 4 Agustus 2024 lalu, sehingga PKS merasa perlu membuka komunikasi dengan partai lain termasuk Koalisi Indonesia Maju untuk memastikan partisipasi mereka dalam Pilkada Jakarta 2024.

Mengutip dari kanal YouTube KompasTV, Muhammad Kholid, Juru Bicara PKS, keterlambatan dalam mendapatkan dukungan koalisi membuat partainya harus realistis dan mulai menjajaki kemungkinan-kemungkinan lain.

Dalam kondisi ini, elektabilitas Anies Baswedan dan Ridwan Kamil menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh PKS dalam menentukan langkah selanjutnya.

Baca Juga: POPULER HARI INI: 3 Acara Berpotensi Sebabkan Macet di Bandung Minggu Ini

Elektabilitas Anies Baswedan VS Ridwan Kamil

Pada Juni 2024, Litbang Kompas merilis survei mengenai elektabilitas calon gubernur Jakarta.

Hasilnya menunjukkan Anies Baswedan berada di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas sebesar 29,8 persen.

Disusul Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di posisi kedua dengan 20 persen.

Sementara itu, Ridwan Kamil, yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat, menempati posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 8,5 persen.

Meski Anies Baswedan berada di puncak elektabilitas, situasi politik di Jakarta tetap dinamis. PKS, yang sebelumnya digadang-gadang akan mengajukan duet Anies Baswedan dan Sohibul Iman, kini menghadapi tantangan untuk segera memastikan dukungan dari partai politik lain.

Jika tidak segera mengambil keputusan, PKS berisiko tertinggal dan bahkan gagal berpartisipasi dalam Pilkada Serentak Jakarta 2024.

Hal ini disebabkan karena PKS masih membutuhkan tambahan empat kursi untuk dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernurnya sendiri.

Lebih lanjut Ketua DPW PKS Jakarta, Khoirudin, menyatakan bahwa partainya hanya membutuhkan empat kursi lagi untuk memenuhi syarat pencalonan di Pilkada Jakarta.

Baca Juga: Jadwal Persib Bandung di Putaran Pertama Liga 1 2024/2025

Saat ini PKS memiliki kursi terbanyak di DPRD Jakarta sejumlah 18 kursi. PKS sebenarnya berada dalam posisi yang cukup kuat. Namun, tanpa adanya dukungan koalisi dari partai lain, baik Anies maupun PKS sendiri terancam tidak dapat berlayar dalam kompetisi Pilkada Jakarta 2024.

Keputusan PKS untuk membuka opsi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju menandai betapa ketatnya persaingan politik di Jakarta menjelang Pilkada 2024.

Dengan Ridwan Kamil yang mulai diperhitungkan sebagai calon kuat, PKS harus mempertimbangkan strategi terbaik untuk tetap relevan dan berpengaruh dalam kancah politik ibu kota.

Keputusan akhir PKS, apakah akan tetap mendukung Anies Baswedan atau berpaling ke Ridwan Kamil, akan menjadi penentu penting dalam pilgub Jakarta 2024.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Trending