PRFMNEWS - Viral di sosial media X, sebuah video yang memperlihatkan perdebatan sengit antara warga lokal yang diwakili ketua RW dengan sekolah swasta.
Pada video yang beredar tersebut menyatakan permintaan iuran RW sebesar Rp 140 juta per bulan untuk akses jalan ke aras sekolah.
SMP Petra Surabaya, yang berlokasi di Jalan Manyar Tirtomoyo, Mulyorejo, merasa terbebani oleh iuran ini dan melaporkannya karena dianggap menyengsarakan.
Baca Juga: Daftar Kereta yang Berikan Diskon Tarif Tiket pada Agustus 2024, Semuanya Jarak Jauh
Melansir dari akun X @dhemit_is_back, Ketua RW menjelaskan kepada pihak sekolah mengenai alasan kenaikan iuran.
Pada video yang viral tersebut, Ketua RW menyatakan bahwa jika iuran tidak dibayar, akses jalan akan ditutup.
“Jadi begini Pak, awal mulanya masalah ini adalah kenaikan iuran satpam,” ujar Ketua RW.
Pada mulanya iuran tersebut sebesar Rp32 juta untuk satu RW, jumlah tersebut sudah dianggap cukup fantastis oleh banyak pihak.
Baca Juga: Persiapan David Da Silva Jelang Laga Perdana Liga 1 2024 Persib Bandung vs PSBS Biak
Namun pada Januari 2024, iuran ini mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp 140 juta per bulan yang nantinya akan dibagikan ke empat RW.
Alasan kenaikan ini dikaitkan dengan masalah keamanan dan akses jalan di wilayah tersebut.
Akibat adanya masalah tersebut, Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, turun tangan untuk menangani permasalahan ini.
Pada pertemuannya dengan pihak sekolah SMP Petra, Armuji mencoba mencari solusi dan memahami keberatan yang diajukan oleh sekolah.
“Sampean dengan diadakan kenaikan ini keberatannya apa?” tanya Armuji kepada pihak sekolah.
Pihak sekolah SMP Petra menegaskan bahwa mereka merasa keberatan dengan penarikan iuran bulanan yang dianggap memberatkan.
Mereka menawarkan solusi untuk membayar Rp 25 juta per bulan, dengan total Rp 100 juta untuk 4 RW.
“Kami menawarkan Rp 25 juta per bulan, 100 juta dibagi 4 RW,” kata perwakilan sekolah.
Baca Juga: Inilah Resep Thai Spice Sweet Tea Khas Thailand yang Manisnya Nikmat, Sudah Pernah Nyobain?
Di sisi lain, pihak sekolah SMP Petra juga menyoroti masalah transparansi dan pertanggungjawaban iuran yang ditarik oleh RW.
Mereka merasa bahwa penggunaan dana tersebut tidak jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
Video yang viral ini mengundang berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang merasa prihatin dengan beban yang harus ditanggung oleh sekolah dan warga lainnya akibat kenaikan iuran yang tidak wajar.
Kasus ini juga membuka diskusi lebih luas mengenai pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana yang ditarik dari masyarakat.
“140 juta/bulan dikali setahun = 1,6 M buat pengurus RW saja?” tulis akun gumipa***.
“Jikalau pun setor, uang itu untuk apa? Warga sekitarnya dapat apa?” balas akun harjunaw***.
“Pemerintah harus hadir dan sikat para perampok berkedok warga ini,” pungkas netizen lainnya.***