Daftar Wilayah di Indonesia Rawan Hujan Disertai Petir-Angin Kencang hingga Agustus 2024, Jabar Termasuk?

28 Juli 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi-Cek Segera Prakiraan Cuaca Kuningan Senin 5 Februari 2024 yang Dikeluarkan BMKG: Awas Hujan Petir!.* /Ahmad Firdaus /Oke Tebo

BANDUNG, PRFMNEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini terkait prakiraan cuaca sejumlah wilayah di Indonesia yang berpotensi dilanda hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada periode tanggal 26 Juli sampai 1 Agustus 2024.

Dikutip dari laman resmi BMKG, Indonesia saat ini sedang berada di puncak musim kemarau. Kendati begitu, sejumlah wilayah di tanah air berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang hingga awal Agustus 2024.

Daftar wilayah berpotensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang periode 26 Juli hingga 1 Agustus 2024 ini dibeberkan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.

Baca Juga: Bandung Digempur Acara Minggu Hari ini dari Pagi hingga Malam, Bakal Bikin Macet?

Tak hanya itu, penyebab terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut pada musim kemarau juga dijelaskan Guswanto.

Berikut rincian daftar wilayah di Indonesia berpotensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang hingga 1 Agustus 2024:

Aceh,
Sumatera Utara,
Riau,
Bengkulu,
Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara,
Kalimantan Timur,
Maluku Utara,
NTT,
Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan,
Maluku Utara,
Papua,
Papua Barat,
Papua Pegunungan,
Papua Barat Daya,
Papua Selatan.

Baca Juga: Daftar Rute Pesawat Garuda Dapat Diskon Tiket 80 Persen, Jadwal Terbang Periode 2024-2025

Selain itu, angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah-wilayah berikut dalam periode 26 Juli - 1 Agustus 2024:

Riau,
Jambi,
Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah,
Sulawesi Selatan,
Maluku,
Papua Selatan,
Papua Tengah,
Papua Barat.

Guswanto menjelaskan bahwa kondisi cuaca tersebut dipengaruhi oleh Gelombang Ekuator Rossby yang diprakirakan aktif di wilayah-wilayah itu. Aktivitas gelombang ini mendukung potensi pertumbuhan awan hujan.

“Selain itu faktor pemanasan skala lokal memberikan pengaruh cukup signifikan dalam proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menerangkan berdasarkan pemantauan yang dilakukan BMKG, diketahui bahwa dalam skala global, nilai IOD, SOI, dan Nino 3.4 tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Madden-Julian Oscillation (MJO) berada pada fase netral tidak berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Banyak Renggut Nyawa, KAI Tutup Perlintasan Sebidang Ilegal Dekat Pemukiman dan Area Industri

Sirkulasi siklonik juga terpantau di Samudera pasifik sebelah utara Papua. Sirkulasi siklonik ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Samudera pasifik sebelah utara Papua.

Daerah konvergensi lainnya terpantau di Perairan barat Sumatra Utara dan Sulawesi bagian tengah. Daerah konfluensi terpantau di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua.

Terkait kecepatan angin, terpantau terjadi peningkatan hingga lebih dari 25 knot di Laut Andaman, Samudera Hindia barat daya Banten, dan Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.

Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, NTT, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan.

Baca Juga: Bandung Resmi Punya Taman Baru Hadirkan Info 11 Kota di Dunia Bangun Kerja Sama dengan Pemkot

Menurut Andri, secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 26 Juli - 1 Agustus 2024.

Meski sejumlah wilayah Indonesia diprediksi diguyur hujan selama sepekan ke depan, di tengah puncak musim kemarau, BMKG tetap mewanti-wanti pemerintah daerah dan masyarakat soal kemungkinan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Utamanya di wilayah langganan karhutla, seperti Pulau Sumatra dan Kalimantan yang memiliki banyak kawasan gambut.

"Kepada masyarakat, kami imbau untuk menggunakan air dengan bijaksana dan hemat . Selain itu, hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut karena mudah terbakar dan sulit dimatikan," pesan Andri. ***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Trending