Punya Keunggulan, Kereta Api Mulai Gunakan Bahan Bakar B40 Campuran BBM dan Kelapa Sawit

23 Juli 2024, 11:30 WIB
Perjalanan kereta api di wilayah Daop 2 Bandung /Humas Daop 2 Bandung

PRFMNEWS – Bahan bakar biodiesel B40 mulai diujicobakan untuk moda transportasi kereta api (KA) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Uji coba perdana ini dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Senin 22 Juli 2024.

Kereta api yang dilakukan uji coba menggunakan bahan bakar biodiesel B40 adalah KA Bogowonto rute Stasiun Lempuyangan - Pasar Senen, Jakarta. Pemanfaatan B40 sebagai bahan bakar KA punya keunggulan salah satunya efisiensi energi karena bisa menghemat penggunaan BBM jenis solar.

Biodiesel B40 yang digunakan KA Bogowonto untuk operasional perjalanan perdana pada Senin, 22 Juli 2024 ini merupakan campuran antara bahan bakar minyak (BBM) solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebanyak 40 persen.

"Hari ini kita melakukan seremoni untuk 'kick off' implementasi B40 di sektor kereta api, di sektor transportasi darat," kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di Yogyakarta.

Baca Juga: Alasan ESDM Hadirkan BBN Biodiesel B35 Jadi Bahan Bakar Baru di Indonesia Mulai 1 Februari 2023

Eniya menjelaskan uji coba untuk sektor perkeretaapian yang dikelola PT Kereta Api Indonesia atau KAI ini akan berlanjut hingga hasilnya diperoleh pada Desember 2024. Syarat minimum uji coba untuk sektor perkeretaapian, kata dia, membutuhkan waktu 1.200 jam perjalanan.

“Karena waktu pulang-pergi (PP) KA Bogowonto dari Lempuyangan - Pasar Senen membutuhkan 22 jam, maka diperlukan 50 kali PP atau sekitar dua bulan untuk syarat minimum uji coba penggunaan B40 ini,” terangnya.

Eniya menyampaikan penggunaan B40 diproyeksikan dapat diterapkan untuk seluruh jenis moda transportasi, termasuk berbagai alat berat. Optimalisasi sumber daya di sektor nabati, menurutnya, mampu mempercepat pengurangan defisit neraca perdagangan di Indonesia akibat masih tingginya impor BBM.

Dia memperkirakan penggunaan B40 bakal menghemat devisa negara hingga kisaran 9 miliar dolar AS sebab pemakaian B35 sejak 2023 disebutkan telah menekan devisa sampai Rp122 triliun.

Baca Juga: Pertengahan 2020 Pemprov Jabar akan Mulai Kelola Sampah Plastik Jadi Biodiesel

“Selain itu penggunaan energi alternatif ini juga diharapkan berkontribusi menurunkan emisi karbon dari sektor transportasi sebagai salah satu penyumbang emisi karbon nomor dua setelah industri,” paparnya.

Sementara Vice President of Logistics PT KAI Suryawan Putra Hia memastikan pihaknya mendukung penuh uji coba penggunaan B40 untuk perkeretaapian dan diharapkan disertai dengan pendampingan jangka panjang terkait dampak penggunaan B40 terhadap mesin KA.

Meski demikian, Suryawan optimistis penggunaan energi baru terbarukan itu tidak akan berdampak signifikan pada mesin. Dia menyebutkan selama ini konsumsi BBM kereta api mencapai 300 juta liter per tahun.

"Mudah-mudahan dengan energi baru terbarukan ini semuanya lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif sehingga memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kita semua," ujar Suryawan. ***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Trending