Kuatkan Persatuan, Muhammadiyah Resmi Pakai Kalender Hijriah Global, Akhiri Debat Hilal Tahunan

10 Juli 2024, 06:30 WIB
SEORANG Mahasiswa Astronomi ITB saat memantau pergerakan matahari di Kawasan Observatorium Bosscha, Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pemerintah Indonesia hingga saat ini belum menetapkan keputusan terkait awal puasa Ramadhan 2023. Perkiraan awal puasa 2023 didasarkan pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 Masehi yang diterbitkan Kemenag RI, yaitu akan jatuh pada tanggal 22-23 Maret 2023.* /KHOLID/KONTRIBUTOR "PR"

PRFMNEWS – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi mulai menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal dalam rangka menyudahi perdebatan tahunan soal apakah hilal sudah tampak atau belum yang berkaitan dengan penentuan awal bulan hijriah khususnya awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah.

Penggunaan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) berlandaskan prinsip sederhana: satu hari, satu tanggal, di seluruh dunia. Alasan penerapan KHGT karena dalam rangka menciptakan kesatuan antara umat Islam, menghapus perbedaan waktu, dan tanggal yang kerap membingungkan.

“Sehingga muncul kritik ketika mendekati Bulan Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha selalu ada debat tahunan yang masalahnya selalu berulang. Apakah hilalnya sudah muncul atau belum?,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dalam keterangan tertulis di laman resmi Muhammadiyah, Jumat 5 Juli 2024

Melalui penerapan KHGT ini, ujar Abdul Mu’ti, diharapkan perdebatan tahunan tersebut tidak muncul lagi sehingga energi umat tidak terkuras hanya pada urusan itu saja, sebab masih ada urusan lain yang menunggu untuk segera diatasi.

Baca Juga: Muhammadiyah Tegaskan Terus Berkhidmat Bagi Bangsa dan Negara

Abdul Mu’ti memandang KHGT tidak hanya menjawab perdebatan tiga waktu penting bagi umat Islam tersebut saja, tapi juga untuk memberikan kepastian waktu-waktu penting lain termasuk jadwal salat sehari-hari, perjanjian, dan seterusnya.

“KHGT menjadi solusi untuk memberikan kepastian waktu tidak hanya dalam urusan ibadah saja, tapi juga di banyak hal termasuk politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya. Selain itu, KHGT yang dikembangkan PP Muhammadiyah sekaligus upaya menerapkan ayat-ayat Al Qur'an dan mengaktualisasikannya di berbagai aspek kehidupan,” ungkap dia.

Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Maskufa menerangkan konsep KHGT berasal dari Muktamar Kalender Islam Global yang diadakan di Turki pada tahun 2016. Hasil dari muktamar tersebut menetapkan konsep kalender dengan prinsip satu hari, satu tanggal untuk seluruh dunia.

Maskufa mengatakan bahwa salah satu prinsip utama dari KHGT ini adalah kesatuan matlak, dengan syarat imkan rukyat, yaitu ketinggian hilal minimal 5 derajat dan sudut elongasi minimal 8 derajat di belahan bumi mana pun.

Pemilihan Kriteria Turki 2016 oleh Muhammadiyah didasarkan pada pandangan bahwa konsep ini ideal untuk mewujudkan Kalender Islam yang dapat menyatukan umat.

“Konsep ini dianggap ideal untuk mewujudkan Kalender Islam pemersatu. Pilihan ini juga didasarkan pada semangat keterbukaan, kebersamaan, dan pencerahan peradaban agar Islam menjadi rahmat bagi alam semesta,” ucap Maskufa.

Baca Juga: Pelatihan Jurnalistik Relawan Kebencanaan Muhammadiyah Tuntas Digelar

Selain itu, keputusan ini juga mencerminkan semangat keterbukaan, kebersamaan, dan pencerahan peradaban, agar Islam benar-benar menjadi rahmat bagi alam semesta.

“Semangat keterbukaan ini adalah salah satu karakteristik dari wawasan pemikiran Islam yang diyakini Muhammadiyah, di mana setiap keputusan dapat dikritik dan diperbaiki untuk kemaslahatan bersama,” ujarnya.

Maskufa yakin penerapan KHGT dengan Kriteria Turki 2016 akan membawa dampak positif bagi kepastian dan ketepatan waktu ibadah umat Islam di mana pun mereka berada, terutama bagi mereka yang tinggal di negara-negara dengan minoritas Muslim.

Identitas Islam dalam wujud KHGT akan semakin terlihat, khususnya dalam misi menyatukan waktu pelaksanaan ibadah yang selama ini sering kali menimbulkan perbedaan dan bahkan perpecahan.

“Dengan adanya KHGT diharapkan umat Islam di seluruh dunia dapat merasakan kebersamaan dan persatuan yang lebih kuat. Hal ini juga menunjukkan komitmen Muhammadiyah untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan umat Islam dan peradaban dunia,” paparnya.

Baca Juga: PP Muhammadiyah Sayangkan Pernyataan Jokowi Soal Presiden Boleh Memihak saat Pemilu

KHGT adalah inisiatif visioner dari Muhammadiyah untuk menciptakan kalender Islam yang seragam di seluruh dunia. Inisiatif ini tidak hanya merupakan langkah besar dalam bidang keagamaan, tetapi juga sebagai bentuk respons terhadap kebutuhan akan kepastian dan ketepatan dalam pelaksanaan ibadah yang bersifat global.

Sejak tahun 1932 hingga pertengahan 2024, Muhammadiyah dikenal sebagai penganut mazhab Hisab Hakiki Wujudul Hilal dalam menyusun kalender Hijriah-nya. Meskipun telah memberikan banyak kontribusi, metode ini masih bersifat lokal dan terbatas pada wilayah Indonesia.

Tak jarang muncul masalah dari penggunaan metode ini, terutama dalam pelaksanaan ibadah yang waktunya terkait dengan lokasi geografis tertentu, seperti puasa Arafah, memunculkan kebutuhan akan kalender yang lebih universal.

“Upaya pergeseran ke KHGT ini merupakan lompatan ijtihad Muhammadiyah dalam menjawab kebutuhan akan kepastian dan ketepatan tanggal-tanggal pelaksanaan ibadah yang bersifat global,” ungkap Maskufa.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Trending