Risiko diabetes ini masih berkaitan dengan obesitas yang juga menjadi dampak dari sedentary lifestyle. Singkatnya, lemak yang menumpuk di dalam tubuh dapat memicu terjadinya resistensi insulin. Padahal, insulin adalah hormon yang memiliki peran penting dalam mengolah gula pada tubuh.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Dampak buruk berikutnya dari sedentary lifestyle adalah meningkatkan risiko penyakit jantung. Seseorang yang kurang bergerak berisiko membuat lemak atau kolesterol menumpuk pada pembuluh darah arteri.
Akibatnya, jantung jadi tidak dapat bekerja secara optimal dan memicu terjadinya penyakit serius seperti serangan jantung, jantung koroner, dan lain sebagainya.
4. Memicu Terjadinya Gangguan Mental
Gaya hidup sedentari juga dapat mengakibatkan gangguan mental pada seseorang. Ketika kurang melakukan aktivitas dan hanya berdiam diri di rumah, perasaan stres dan jenuh juga dapat memicu seseorang mengalami gangguan cemas (anxiety disorder) hingga depresi.
5. Penurunan Massa Otot dan Tulang
Tanpa aktivitas fisik yang cukup, tubuh cenderung mengalami penurunan massa otot dan kepadatan tulang. Otot yang tidak digunakan akan mengalami atrofi atau melemah, sementara tulang menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Hal ini dapat menyebabkan masalah mobilitas dan meningkatkan risiko osteoporosis, terutama pada populasi yang lebih tua.
6. Masalah Pencernaan
Gaya hidup sedentary juga berdampak negatif pada sistem pencernaan. Aktivitas fisik membantu merangsang gerakan peristaltik dalam usus, yang penting untuk pencernaan yang lancar dan sehat. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan masalah seperti sembelit atau konstipasi, serta meningkatkan risiko gangguan pencernaan lainnya seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).