Ketika Sentuhan Bambu Menghiasi Interior de Braga

Penulis: Rizky Perdana
Editor: Tim PRFM News
Produk interior lampion lampu berbahan bambu yang diterapkan di de Braga by Artotel Bandung
Produk interior lampion lampu berbahan bambu yang diterapkan di de Braga by Artotel Bandung /PRFMNEWS/Rizky Perdana

PRFMNEWS - The green gold atau emas hijaunya Indonesia adalah bambu. Itulah kutipan tegas yang disampaikan Rosyid Ahmadi, desainer produk interior dari Mohoi.id ketika berbincang soal ketertarikannya terhadap bambu.

Bagi Rosyid, tanaman bambu atau rumput raksasa ini dimanfaatkannya menjadi berbagai produk yang unik dan cantik untuk desain interior. Misalnya, lampion lampu dan bingkai cermin yang dipasang di sudut-sudut ruangan.

Kecintaannya terhadap kerajinan berbahan bambu sudah dimulai sejak 2012 silam, Rosyid dan teman-teman Mohoi.id saat itu memulai karirnya di luar negeri, sehingga lebih dikenali di Eropa, ketimbang di Tanah Air.

Baca Juga: Desain dan Infrastruktur BRT Bandung Raya Akan Dibangun Ramah Lingkungan dan Inklusif

Misi yang dibawa oleh Rosyid adalah sustainable environment, yaitu menciptakan produk interior yang lebih ramah lingkungan dan tahan lama. Dalam hal ini, bambu adalah jawabannya, karena dinilai punya durability atau kualitas produk yang kuat.

"Kita start, mulai, dari penggunaan lampu dari bambu untuk sustainable material, bambu itu rumput raksasa, dia kuat 10 sampai 20 tahun produknya," ujar Rosyid.

Isu sustainability living ini kemudian mempertemukan Mohoi.id dengan de Braga by Artotel, Bandung. Sebuah hotel yang terletak di pusat kota, namun memiliki konsep art botanical yang memanfaatkan unsur alam.

Melalui kolaborasi ini, mengantarkan sentuhan produk alam yang mengisi setiap ruang hotel. Sebut saja, lampion lampu bambu di lobby dan kamar tamu, karpet dari serat kelapa, hingga artwork dinding.

Baca Juga: Makin Canggih! Ini Perbedaan Paspor Desain Baru dan Lama, Resmi Diluncurkan Imigrasi di 17 Agustus 2024

Bahkan masyarakat umum juga bisa melihat-lihat eksibisi karya mohoi.id yang berkolaborasi dengan de Braga hingga Desember 2024.

"Kita mulai Maret 2024 sampai Desember running campaign, poinnya kita mau coba projek berikutnya bagaimana men-develop green hotel dengan mindset di urban, tengah perkotaan," ungkap Rosyid.

General Manager de Braga by Artotel, Reza Farhan menuturkan, kolaborasi dengan Mohoi.id selaras dengan konsep art botanical yang menjadi daya tarik hotel ini.

Selain itu, juga sebagai bentuk kebanggaan terhadap karya asli lokal Jawa Barat, karena diproduksi oleh komunitas warga di Tasikmalaya.

"Agar supaya karya seninya berasal dari karya alam sendiri, tidak artificial, kalau Mohoi kan natural seperti itu," kata Reza dalam perayaan ulang tahun de Braga ke-6, Minggu 18 Agustus 2024.

Tema perayaan tahun ini adalah 'rockstar', menurut Reza, maknanya bukan pelantun musik rock, tetapi 'terus bersinar seperti bintang' yang mengusung sustainability.

Hal ini dibuktikan oleh upaya pihaknya melestarikan lingkungan, seperti pengolahan sampah organik yang bekerjasama dengan peternak bebek di Cicalengka.

"Sisa-sisa makanan dikumpulkan, lalu diserahkan ke peternak bebek untuk jadi pakan, sekitar 40 kilogram per hari. Kemudian hasil ternak bebeknya, daging dan telurnya dibeli lagi oleh kita," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi tim Gober kelurahan Braga yang menjadi pahlawan kebersihan lingkungan. Dalam hal ini, mereka didukung dengan penyediaan keperluan alat kerja.

Berkat konsistensi ini pun akhirnya organisasi konservasi lingkungan dunia (WWF) memberikan apresiasinya kepada de Braga atas komitmennya dalam dukungan keberlanjutan lingkungan.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub