"Apapun alasannya, ini tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa dimaklumi, kejadian di SJH kemarin," jelasnya.
Muncul wacana pengurangan poin
Eko memaparkan, kelompok Bobotoh pada umumnya terbagi menjadi dua bagian, yakni Bobotoh yang teredukasi dengan baik dan Bobotoh yang tidak teredukasi dengan baik.
Bagi Bobotoh yang tidak teredukasi dengan baik, kata Eko, akan merasa senang ketika Manajemen Persib Bandung terkena sanksi denda dari Komisi Disipilin (Komdis) PSSI.
Namun, apabila wacana pengurangan poin untuk Persib menjadi kenyataan akibat peristiwa kericuhan SJH, maka akan muncul kemarahan dari Bobotoh yang teredukasi dengan baik terhadap Bobotoh yang tidak teredukasi dengan baik.
Baca Juga: Eko Maung Sebut Ricuh Suporter Usai Laga Persib vs Persija di Luar Dugaan
"Ada Bobotoh yang senang apabila Manajemen Persib kena denda, yang penting Persib tidak terganggu di klasemen. Nah, apabila sampai kejadian Persib dikurangi poin, maka Persib jadi terganggu di klasemen dan bikin Bobotoh yang kurang teredukasi jadi mikir," papar Eko Maung.
Bobotoh kehilangan figur pemimpin
Eko Maung menilai, saat ini Bobotoh mengalami krisi kepimpinan. Akibat krisis ini, Bobotoh tidak bisa diajakan untuk bersatu dan menjadi suporter yang solid.
"Bobotoh kehilangan figur, Bobotoh mengalami krisis kepemimpinan. Andai saja Bobotoh punya figur yang kuat, otomatis klub akan respek, klub akan mempertimbangkan gestur-gestur suporter dan menghargai sehingga negosiasi-negosiasi bisa berjalan," tuturnya.