Proyek BRT Bandung Raya Dibagi 3 Tahap, Kemenhub Pastikan Akan Beroperasi dengan 7 Keunggulan

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Rifki Abdul Fahmi
Rapat koordinasi Dirjen Hubdat dan Dishub Jabar di Terminal Tipe A Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2024.
Rapat koordinasi Dirjen Hubdat dan Dishub Jabar di Terminal Tipe A Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2024. /Ditjen Hubdat/

PRFMNEWS – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat (Hubdat) menyampaikan pembangunan proyek infrastruktur pendukung operasional dan pengembangan layanan Bus Rapid Transit (BRT) BRT Bandung Raya akan terbagi dalam tiga tahap.

Direktur Jenderal (Dirjen) Hubdat Risyapudin Nursin mengungkapkan proyek BRT Bandung Raya tahap satu akan mulai dikerjakan pada tahun 2025, tahap 2 pada 2026 dan tahap 3 dilakukan pada 2027. Hal ini disampaikan Risyapudin saat memimpin rapat koordinasi di Terminal Tipe A Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2024.

Operasional BRT Bandung Raya sebagai transportasi umum massal yang akan melayani rute melintasi wilayah Bandung, Cimahi, Padalarang, hingga Jatinangor (Sumedang) ini, kata Risyapudin, akan menghadirkan setidaknya tujuh keunggulan atau kelebihan.

Baca Juga: Pembangunan Tahap I BRT Bandung Raya Akan Dibangun Tahun 2025 Terintegrasi hingga Stasisun Tegalluar

Kelebihan BRT Bandung Raya yang pertama, jelas dia, adalah nantinya sistem angkutan cepat berbasis bus ini akan ramah lingkungan dan menggunakan energi rendah karbon karena direncanakan beroperasi menggunakan armada bus listrik.

Keunggulan selanjutnya, waktu tempuh BRT Bandung Raya diklaim akan lebih cepat karena beroperasi melintasi jalur khusus. Ketiga, lanjutnya, jadwal kedatangan dan keberangkatan bus di setiap halte pemberhentian untuk naik-turun akan lebih pasti.

“Tarifnya akan dibuat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat,” ucap Risyapudin menyebutkan keunggulan BRT Bandung Raya yang keempat.

Selain itu, sambungnya, BRT Bandung Raya juga akan beroperasi memanfaatkan sistem informasi yang jelas di halte, dalam bus, dan penggunaan aplikasi. Sehingga para pengguna lebih dimudahkan dalam mengakses berbagai informasi operasional.

Baca Juga: Ada 2 Fungsi BRT Bandung Raya, Tak Hanya Jadi Solusi Macet Tapi Juga Jadi Solusi Polusi Udara

Keenam, beber Risyapudin, layanan BRT Bandung Raya akan mengedepankan kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam desain bus dan infrastruktur yang inklusif.

Ketujuh, tambahnya, layanan BRT Bandung Raya juga akan terintegrasi dengan Stasiun KCIC Padalarang, Stasiun KAI Cimahi, Terminal Tipe A Leuwipanjang, dan Stasiun KCIC Tegalluar.

"Pada saat pembangunan BRT nanti kami berharap adanya dukungan dari seluruh stakeholder baik dari Dinas Perhubungan Provinsi, Kabupaten/Kota, pihak Kepolisian hingga masyarakat. Kami semua perlu kolaborasi dan sinergi," tuturnya.

"Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama hadir dalam menyediakan angkutan massal bagi masyarakat. Kami berharap dengan nantinya ada BRT bisa menjadi solusi mengurai kemacetan dan mengurangi polusi udara," tambahnya.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub