BPBD Sebut Desa Pasawahan Kabupaten Sukabumi Paling Parah Terdampak Banjir Bandang

- 22 September 2020, 18:43 WIB
Salah satu desa di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi pasca banjir bandang pada Senin 21 Septemb 2020. Sejumlah warga dibantu aparat kewilayahan masih terus berupaya mengangkat puing-puing rumah warga yang hancur karena banjir bandang.
Salah satu desa di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi pasca banjir bandang pada Senin 21 Septemb 2020. Sejumlah warga dibantu aparat kewilayahan masih terus berupaya mengangkat puing-puing rumah warga yang hancur karena banjir bandang. /Instagram @mdimas_11/NETIZEN PRFM.



PRFMNEWS
– Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD Jabar) menyebut Desa Pasahawan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, merupakan wilayah yang paling parah terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin 21 September 2020, sekitar pukul 17.00 WIB.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dani Ramdan mengatakan, Desa Pasawahan diterjang banjir bandang dengan volume air paling besar ketimbang wilayah lainnya.

“Desa Pasahawan diterjang banjir bandang paling besar sehingga menimbulkan kerusakan rumah maupun sarana publik paling banyak di sana,” ungkapnya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa 22 September 2020.

Baca Juga: Update 21 September 2020, Total Konfirmasi Positif Corona di Kota Bandung Mencapai 1.112 Kasus

Dani merincikan, sebanyak 12 desa dari tiga kecamatan di Sukabumi tercatat diterjang banjir bandang pada Senin kemarin. Di Kecamatan Cicurug, ada lima desa terdampak banjir bandang, yakni Desa Cisaat, Desa Pasawahan, Desa Cicurug, Desa Mekarsari, dan Desa Bangbayang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by 107.5 PR FM Radio (@prfmnews) on

 



Lebih lanjut, di Kecamatan Cidahu, ada lima desa terdampak banjir bandang, yakni Desa Babakanpari, Desa Pondokkaso Tengah, Desa Pondokkaso Tonggoh, Desa Jaya Bakti, dan Desa Cidahu.

Sementara di Kecamatan Parungkuda, terdapat dua desa terdampak banjir bandang, yakni Desa Langensari, dan Desa Kompa.

Baca Juga: Ikut Penanganan Pandemi Covid-19, Jabar Quick Response Sebut Fokus Tangani Aduan Bansos

Sementara terkait penyebab banjir bandang, Dani menyebut hasil sementara analisa BPBD Jabar menunjukan adanya air terjun berbentuk cekungan yang jebol akibat curah hujan yang sangat tinggi pada Senin kemarin.

“Ini masih akan kita kaji. Banjir bandang ini murni disebabkan faktor alam,” beber Dani.

Selain itu, sebanyak 234 unit rumah yang tersebar di 12 desa itu tercatat kena dampak atau sempat terendam saat diterjang banjir bandang.

Baca Juga: Sri Mulyani Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,7 Persen, Indonesia Dekat dengan Jurang Resesi

Dani menambahkan, sebanyak 281 jiwa terdampak banjir bandang ini dan 210 kepala keluarga di antaranya sempat mengungsi ke Masjid Cibuntu.

Banjir bandang yang terjadi di Sukabumi pada Senin kemarin turut menghanyutkan tiga orang. Dari hasil pencarian, dua orang yang hanyut sudah ditemukan meninggal dunia, sehingga kini tinggal satu orang lagi yang masih dalam tahap pencarian.

“Dua korban sudah ditemukan dan diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Dani.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x