Mendengar pernyataan tersebut, Dedi langsung memenuhi keinginan Sabil, dan keduanya saling berjabat tangan pertanda sepakat untuk mempekerjakan Sabil sebagai fotografer di timnya.
“Serius nih? Kita juga lagi kurang fotografer. Kalau bener salaman, deal," ujar keduanya sambil berjabat tangan.
Belajar dari kasus Sabil, Dedi Mulyadi berharap semua orang bisa menghadapi segala sesuatu secara rileks dan tak perlu tegang.
Dedi juga mengkritik Sabil sebagai seorang insan pengajar harus peka saat melontarkan kritik jangan sampai menimbulkan multi-tafsir.
"Dan saya mengkritik Kang Sabil, dia lupa bahwa dia seorang guru yang ketika masuk ke media sosial akan menimbulkan multitafsir, karena kulturnya bukan hanya Pantura di media sosial. Kita juga harus menghormati kultur, mengkritik boleh tapi pilih diksi bahasa yang tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan." tutur Dedi.
Sebelumnya, Sabil diberhentikan oleh pihak yayasan yang menaungi SMK Telkom Sekar Kemuning Cirebon lantaran dinilai melakukan pelanggaran kode etik guru sebanyak tiga kali.
Terakhir, Sabil dinilai melanggar kode etik guru setelah berkomentar di unggahan IG Gubernur Ridwan Kamil dengan menggunakan Bahasa Sunda kasar yaitu ‘maneh’.