Uji Klinis Vaksin Covid-19 Memakan Waktu 6 Bulan, IDI Jabar: Lama Karena Ada Beberapa Tahapan

- 24 Juli 2020, 15:47 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /.*Dok PRFM

PRFMNEWS - Tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech, tengah bersiap untuk melakukan uji klinis terhadap vaksin virus corona (Covid-19) asal Cina. Rencananya, lebih dari seribu relawan akan ikut dalam uji coba vaksin tersebut.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah vaksin itu berhasil atau gagal memakan waktu selama 6 bulan.

Ketua Ikatan Dokter Indoesia (IDI) Jabar dr. Eka Mulyana mengatakan, uji coba vaksin tersebut merupakan tahap ketiga. Uji klinis ini membutuhkan waktu yang lama karena harus memenuhi berbagai tahapan.

"Ada beberapa tahap selama ujicoba 6 bulan ini, ada tahap uji klinis melalui screening, ga langsung, karena ditujukan untuk orang-orang sehat," kata Eka saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat 24 Juli 2020.

Baca Juga: Termasuk Pengguna Knalpot Bising, 1.668 Orang Ditilang di Hari Pertama Operasi Patuh Lodaya 2020

Dia pun menjawab kekhawatiran tentang keamanan uji klinis vaksin asal Cina tersebut.

Menurutnya, uji klinis dipastikan aman lantaran dilakukan secara ilmiah dan melibatkan FK Unpad bersama Bio Farma.

Dia menambahkan, sebelum dilakukan pelaksanaan uji klinis, terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Komie Etik Penelitian Kesehatan.

"Uji klinis ini akan didahului persetujuan atau rekomendasi dari Komite Etik yang terdiri dari beberapa ilmuwan. Setelah dapat rekomendasi, barulah uji klinis dapat dilakukan," katanya.

Setelah mendapat rekomendai pengujian vaksin dari Komite Etik Penelitian Kesehatan lanjutnya, uji vaksin tahap ketiga ini akan masuk pada tahap uji selama 28 hari.

"Diharapkan pada uji klinis fase ketiga ini, dapat menciptakan kekebalan terhadap virus Covid-19 dalam waktu 28 hari. Setelah itu diharapkan kebal terhadap penyakit tersebut," katanya.

Baca Juga: Nostalgia! Ini Kumpulan Puisi di Film Ada Apa dengan Cinta (AADC)

Penyuntikan vaksin terhadap ribuan sukarelawan tersebut akan dilakukan sebanyak dua kali. Para partisipan akan dipantau secara ketat oleh tim uji vaksin.

Mengenai alasan pemilihan vaksin yang diujicobakan di Indonesia, ia tidak mengetahui secara pasti. Namun ia yakin pemerintah tidak akan sembarang mengujicobakan vaksin Covid-19.

Selain karena itu, vaksin Sinovach ini juga sebelumnya pernah diujikan ke penyakit lain seperti flu burung dan flu babi.

"Kami yakini pemerintah pastilah tidak akan sembarang terkait vaksin yang akan diujicobakan," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x