Anggota Komisi 5 DPRD Jabar Minta Pemprov Lebih Terbuka Soal Penyaluran Bansos

- 8 Juli 2020, 11:56 WIB
Ilustrasi penyaluran bansos di Jabar
Ilustrasi penyaluran bansos di Jabar //Dok Humas Pemprov Jabar.

PRFMNEWS - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan menyalurkan bantuan sosial (bansos) tahap dua mulai Kamis 9 Juli 2020. Penyaluran bansos tahap dua ini diharapkan berjalan sesuai target, yakni 15 hari.

Wakil Ketua Komisi 5 DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya mengatakan, pihaknya sudah mencatat beberapa poin yang harus dilakukan Pemprov Jabar agar penyaluran bansos ini berjalan lancar.

Pasalnya, penyaluran bansos tahap pertama banyak kendala, hingga selesai di luar target.

"Tahap satu banyak kendala, ini kan program darurat jadi tahap persiapannya kelihatan, dari target 15 hari penyaluran, ternyata 65 hari baru selesai, cukup lambat," katanya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa 7 Juli 2020.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Bandung Raya Masih Berpotensi Hujan Sore Nanti

Untuk tahap dua ini, lanjut dia Pemprov melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bidang Logistik sudah melakukan berbagai evaluasi, agar penyaluran bansos berjalan lancar.

Adapun poin-poin masukan dari dewan terkait penyaluran bansos ini adalah, dewan meminta Pemprov Jabar memperbaiki pola komunikasi, dalam hal ini keterbukaan informasi mengenai penyaluran bansos.

Informasi mengenai sumber bansos, baik dari APBN, APDB, dan non pemerintah harus disampaikan ke publik.

"Saat ini keterbukaan informasi sangat penting, gubernur dan jajaran wajib membuka informasi tentang barang bantuan yang diterima darimana saja. Pemprov kan banyak menerima hibah. Data itu harus dilaporkan secara terbuka ke publik, yang dari APBN apa saja, dari APBD provinsi dan kabupaten apa saja, dari non pemerintah apa saja," katanya.

Baca Juga: Pada Rabu 8 Juli, Harga Emas Antam Stabil di Rp934.000 per Gram

Kemudian, dia melanjutkan, pemprov juga harus terbuka soal sasaran penerima bansos.

"Tahap dua harus diinfokan secara terbuka, akan lakukan ini (salurkan bansos) kepada sekian banyak (masyarakat), dengan time table (jadwal) seperti ini. Ini harus disosialisasikan ke publik agar paham," katanya.

Selain itu dia juga mendorong agar pemprov melibatkan berbagai lembaga berbasis komunitas sebagai mitra dan sebagai sasaran penyaluran bansos tahap dua.

Komunitas terdampak harus dilibatkan supaya terdata, masuk dalam penerima bantuan non Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). "Libatkan komunitas terdampak supaya terbuka," katanya.

Baca Juga: Pantau Rapid Test di Pasar Dimensi Kabupaten Bandung, Dandim: Kita Sosialisasi Protokol Kesehatan

Tak hanya itu, dia juga meminta DPRD Provinsi Jawa Barat dilibatkan dalam penyaluran bansos.

"Mohon DPRD diminta secara resmi untuk terlibat, karena 119 anggota DPRD Jabar yang aktif semua punya konstituen yang akan jadi humas yang sangat baik, karena total suara DPRD adalah total pemilih yang ada di Jabar," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Terakhir dia mengatakan, sosialisasi yang gencar dilakukan kepada masyarakat adalah kunci keberhasilan penyaluran bansos.

"Karena publik ga mau tahu ada istilah DTKS dan non DTKS, bantuan dari mana ga peduli, yang penting yang butuh dapet. Ini perlu informasi yang terbuka," tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x