Macan Tutul di Gunung Sawal Kerap Turun, FK3I Jabar Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini

- 25 Juni 2020, 21:14 WIB
Seekor macan tutul yang turun dari Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal terkena perangkap yang dipasang warga Dusun Cikupa, Kabupaten Ciamis, pada Kamis 25 Juni 2020. *
Seekor macan tutul yang turun dari Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal terkena perangkap yang dipasang warga Dusun Cikupa, Kabupaten Ciamis, pada Kamis 25 Juni 2020. * /Dok. FK3I Jabar

PRFMNEWS - Seekor macan tutul yang turun dari kawasan Suaka Margasatwa Gunung Sawal terkena perangkap yang dipasang warga Dusun Cikupa, Kabupaten Ciamis, Kamis 25 Juni 2020.

Macan tersebut dijebak, lantaran diduga kerap memangsa hewan ternak warga.

Ketua Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan mengatakan, peristiwa turunnya macan ke pemukiman warga di sana sudah terjadi sebanyak lima kali.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kata dia, sebelumnya sudah membuat kajian pengamatan macan di kawasan konservasi tersebut.

Ia pun meminta konflik sosial antara warga dengan macan tutul ini menjadi perhatian pemerintah.

"Kejadian ini harus menjadi perhatian pemerintah," kata Dedi saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel.

Baca Juga: Update Covid-19 Kabupaten Garut 25 Juni: 26 Positif, 22 Sembuh, 3 Meninggal

Berdasarkan hasil penelitian kata dia, saat ini ada 2 sampai 6 ekor macan tutul di Gunung Sawal. 

Seekor macan yang tertangkap warga kemungkinan turun lantaran di habitatnya hanya cukup untuk 5 ekor saja.

Selain itu, ia menilai turunnya macan memperlihatkan bahwa kawasan konservasi tersebut terlalu dekat dengan perkebunan atau pertanian warga.

Ia pun meminta kawasan Suaka Margasatwa Gunung Sawal diperluas.

"Penting sekali bagaimana Gunung Sawal ini diperluas dengan batasan," katanya.

Dalam konteks pakan lanjut dia, ketersediaannya masih mencukupi. Hal itu terlihat karena jumlah macan cukup banyak, berarti perkembangbiakannya bagus.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Cimahi 25 Juni: 98 Positif, 59 Sembuh, 3 Meninggal

Lebih lanjut ia meminta pemerintah untuk memberikan pemahaman kepada warga sekitar terkait potensi konflik dengan macan.

Sehingga masyarakat paham hal apa saja yang harus dilakukan supaya macan tidak masuk ke pemukiman.

"Mungkin karena ada gangguan manusia yang kesana misal berburu, berkebun, itu jadi gangguan buat macan. Sehingga teritorialnya terganggu, dan dia (macan) maju ke teritorial lain yaitu kawasan perkebunan. Ini jadi konflik sosial yang harus segera diselesaikan," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x