Network
BANDUNG, (PRFM) – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Barat mencatat sejak dibukanya pusat perbelanjaan atau mal sejak 15 Juni 2020 lalu. Pengunjung mal tercatat masih di antara 5-10% dari total kapasitas.
Sekjen APPBI Jabar, M. Satriawan Natsir menyebut rendahnya catatan pengunjung di pusat perbelanjaan dikarenakan warga masih ingin melihat perkembangan penyebaran Covid-19 di Jawa Barat. Sehingga warga lebih memilih untuk tidak mengunjungi mal.
“Menurut perhitungan kita masih sangat rendah, masih di antara 5-10%. Salah satunya, karena belum tahu dan masyarakat saya pikir masih ingin melihat dulu perkembangan. Karena PSBB ini masih proporsional jadi ya melihat kondisi ke depan seperti apa,” tuturnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Rabu (17/6/2020).
Baca Juga: Soal Kasus Novel Baswedan, Aktivis HAM: Dagelan Apalagi yang Dilakukan Pemangku Kebijakan?
Ia menambahkan pengunjung yang hendak mengunjungi mal pun diminta untuk mengikuti sejumlah prosedur yang diterapkan. Di antaranya, wajib mengenakan masker, menggunakan hand sanitizer.
“Saat ini untuk masuk mal itu ada tahapan yang harus dilewati. Misalnya, wajib menggunakan masker, menggunakan hand sanitizer dan menggunakan barcode, alat kita untuk mengkontrol jumlah pengunjung mal yang masuk ke dalam mal,” ungkap Satriawan.
Menurutnya dengan diberlakukannya aturan baru tersebut masih ada pengunjung yang mengeluh akan hal tersebut. Untuk itu, Satriawan menyebut pihaknya akan terus melakukan sosialisasi pada masyarakat.
Baca Juga: Jadi Konstituen Dewan Pers, AMSI Siap Perkuat Ekosistem Jurnalisme Digital yang Berkualitas
“Itu pertanyaan, seperti sekarang lebih lama, lebih ribet, banyak prosedur, tapi kita harus lakukan itu untuk kesehatan kita bersama,” kata dia.
