Jabar Gaungkan Adaptasi Kebiasaan Baru, Aher: Harus Hati-Hati

- 4 Juni 2020, 21:00 WIB
MANTAN Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, tampak hadir di lokasi sidang kelanjutan kasus suap izin Meikarta, Iwa Karniwa, di Pengadilan Tipikor Bandung, Senin, 3 Februari 2020.*
MANTAN Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, tampak hadir di lokasi sidang kelanjutan kasus suap izin Meikarta, Iwa Karniwa, di Pengadilan Tipikor Bandung, Senin, 3 Februari 2020.* /ANTARA

BANDUNG,(PRFM) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menggaungkan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau disebut juga new normal.

Tokoh Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik rencana tersebut.

Menurutnya, langkah itu merupakan jawaban atas mulai bosannya masyarakat tinggal di rumah.

Meski demikian, ia mengatakan penerapan AKB atau new normal harus dilakukan dengan hati-hati.

"Mulai adaptasi diri setuju-setuju saja, tapi kalau new normal ini langsung tanpa transisi, langsung aktif sebagaimana biasa, harus hati-hati," kata pria yang karib disapa Aher itu saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis (4/6/2020).

Baca Juga: Tinjau Pasar Baru, Ema Minta Pedagang Komitmen Terapkan Protokol Kesehatan

Dikatakan Aher, penerapan AKB ini tentunya harus mengacu pada ketentuan yang telah disyaratkan WHO.

Salah satu ketentuannya, adalah kurva penyebaran kasus COVID-19 di suatu negara atau daerah melandai secara konsisten.

"Dalam konteks Jabar dan Indonesia kan kurva-nya masih datar-datar. Pelonjakan paling hebat pernah sehari capai 973 kasus (positif)," kata gubernur Jabar periode 2008-2018.

Baca Juga: Dinsosnangkis Kota Bandung Klaim 87 Persen Warga Terdampak COVID-19 Sudah Terima Bantuan

Aher setuju dengan DPR bahwa lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah tidak terburu-buru dibuka saat penerapan AKB.

Ia pun menyambut baik kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim yang memperpanjang masa belajar dari rumah.

"Ini cukup bagus, karena rawan. Kebersamaan di sekolah kan cukup lama dari pagi sampai siang, itu bahaya," kata Aher. 

Lebih lanjut ia menuturkan, AKB atau new normal bisa diterapkan di tempat berkurumun banyak orang, namun mampu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"New normal kita terima sebuah langkah menuju new normal yang lebih tinggi lagi, artinya kebebasan dan keterbukaan yang sudah mulai diperluas," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x