Dikira Tsunami, Warga Subang Panik dan Menyelamatkan Diri

- 21 Mei 2020, 11:33 WIB
Warga Desa Mayangan, yang berada di are Pondok Bali, Subang berhamburan keluar rumah untuk mengungsi ke daerah Pamanukan karena terjadi kenaikan air pasang, pada Rabu (20/5/2020).*
Warga Desa Mayangan, yang berada di are Pondok Bali, Subang berhamburan keluar rumah untuk mengungsi ke daerah Pamanukan karena terjadi kenaikan air pasang, pada Rabu (20/5/2020).* /ISTIMEWA

BANDUNG,(PRFM) - Cuaca ekstrem di pesisir pantai utara (Pantura) tepatnya di wilayah Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang pada Rabu (20/5/2020) malam menimbulkan banjir dari luapan sungai dan air pasang.

Kenaikan air pasang di laut Jawa itu membuat masyarakat setempat panik dan menyangka itu adalah tsunami.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang, Hidayat mengatakan, air pasang naik ke pemukiman warga pada pukul 18.00 WIB. Setelah satu jam, air kembali surut.

"Namun warga panik dan menganggap itu tsunami sehingga banyak warga berhamburan lari untuk mengungsi ke daerah aman," kata Hidayat saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis (21/5/2020).

Baca Juga: Suara Dentuman di Bandung, BMKG: Bukan Aktivitas Gempa

Warga menyangka air pasang tersebut tsunami karena ketinggiannya lebih dari biasa. Ketinggian air pasang dikatakan Hidayat mencapai 50 cm.

"Ketinggian (air pasang) lebih dari biasanya, sampai 50 cm di wilayah Mayangan, kalau biasa paling ketinggian 30 cm," kata Hidayat.

Akibatnya warga Mayangan sampai mengungsi ke wilayah Pamanukan yang jaraknya radius 10 KM.

Pada saat kejadian tadi malam, BPBD menurunkan anggota ke lapangan untuk memastikan situasi.

Baca Juga: Pagi Ini, Warga Bandung Dihebohkan dengan Suara Dentuman

"Kepada warga yang berada di pengungsian kita sarankan tadi malam tidak pulang, tunggu sampai pagi hari," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x