Viral Gelembung Hitam di Air Sungai Citarum, Pemkab Karawang Sampaikan Larangan ini Bagi Warga

21 September 2024, 20:52 WIB
Alat pembersih sampah di Sungai Citarum /Humas Jabar

PRFMNEWS – Semburan air dan gelembung udara berwarna hitam pekat serta berbau tak sedap muncul di aliran Sungai Citarum segmen Batujaya-Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat baru-baru ini. Fenomena alam ini sempat viral di media sosial.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menyampaikan larangan yang perlu dipatuhi warga ketika berada di sekitar aliran Sungai Citarum yang mengeluarkan gelembung air hitam ini.

Kepala DLHK Karawang Iwan Ridwan menyampaikan warga dilarang menyalakan api di sekitar titik gelembung air hitam di Sungai Citarum untuk mencegah dampak negatif yang tidak diharapkan.

Baca Juga: Inovasi TNI AD Bisa Tangani Masalah Sampah di Sungai Citarum, Diakui Gubernur dan Menko Marves

"Kami sudah menyampaikan kepada pihak kecamatan agar masyarakat tidak menyalakan api di sekitar titik bekas semburan air berwarna hitam di Sungai Citarum segmen Batujaya-Pakisjaya, karena berbahaya," kata Iwan, di Karawang, Sabtu 21 September 2024.

Gelembung hitam di Sungai Citarum itu, ujarnya, berdasarkan keterangan geolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB) diduga merupakan lumpur blow up. Dugaan penyebab fenomena alam ini muncul karena adanya tekanan gas bumi di sekitar lokasi.

“Fenomena alam tersebut dipastikan bukan merupakan pencemaran limbah. Karena di sekitar lokasi kejadian tidak ada pabrik ataupun industri,” ucap Iwan.

Baca Juga: Cek Sungai Citarum di Jembatan BBS Batujajar, Sekda Jabar Pastikan Sudah Bersih dari Sampah yang Sempat Viral

Atas kejadian itu, DLHK Karawang segera bersurat ke Badan Geologi Kementerian ESDM dan ke Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG guna memastikan penyebab fenomena semburan air berwarna hitam di Sungai Citarum segmen Batujaya-Pakisjaya itu.

Sementara Kabid Penaatan dan Pengendalian Lingkungan (PPL) DLHK Karawang, Melly, menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan verifikasi lapangan ke Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya.

"Kami langsung terjun ke titik kejadian untuk melakukan verifikasi lapangan terkait munculnya gelembung udara di Sungai Citarum segmen Batujaya-Pakisjaya," ungkapnya.

Baca Juga: Aliran Sungai Citarum Jabar Tercemar Bahan Aktif Obat Membahayakan, BRIN Ungkap Penyebabnya

Berdasarkan fakta dan temuan di lapangan, gelembung udara yang berasal dari dasar sungai itu muncul di beberapa titik pada 14-16 September 2024.

"Terjadinya kemunculan gelembung udara dari dasar Sungai Citarum itu, terjadi di beberapa titik, mulai dari Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya, yang berjarak sekitar 3 kilometer," katanya.

Melly menuturkan, menurut keterangan warga, gelembung udara yang keluar dari dasar sungai membawa lumpur berwarna hitam, mengeluarkan bau menyengat, menimbulkan arus/gelombang air dan membentuk lingkaran hitam dengan diameter bervariasi antara 1-8 meter.

Baca Juga: Pemda di Cekungan Bandung Diajak Kolaborasi Lestarikan Sungai Citarum, Sekda Jabar: Perkuat Pengelolaan Sampah

"Hal ini tergantung dari kedalaman sungai dan kekuatan gelembung udara, bahkan ada yang mancur ke atas permukaan air, yang terlihat oleh warga yang tinggal di bantaran sungai tetapi tidak sempat merekam karena ada rasa takut," kata Melly.

Ia mengatakan, durasi waktu munculnya gelembung udara bervariasi, mulai dari 30 menit, satu jam bahkan ada yang sampai seharian.

"Untuk mengetahui secara jelas penyebab fenomena alam lumpur blow up ini, kami bersurat untuk meminta penelitian lebih lanjut ke Badan Geologi Kementerian ESDM dan ke Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG," bebernya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Trending