Badan Geologi Pastikan Gunung Tangkuban Parahu Masih Berstatus Normal

19 Agustus 2024, 10:00 WIB
Pengunjung Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Subang terus melonjak, Sabtu 4 Juli 2020.* /DANI RAMDANI/PRFM

PRFMNEWS - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis data kondisi terkini dari aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat - Kabupaten Subang.

Hingga Minggu, 18 Agustus 2024, status Gunung Tangkuban Parahu masih berada di Level 1 atau berada dalam status normal.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam keterangan persnya menyampaikan, aktivitas erupsi Gunung Tangkuban Parahu terakhir terjadi pada tahun 2019 silam.

"Hingga saat ini tingkat aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal), ditandai dengan aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian 5 – 150 m di atas dasar kawah dan 5 – 175 m di atas dasar Kawah Ecoma," kata dia.

Baca Juga: Benarkah Gunung Tangkuban Parahu Alami Erupsi Hari Ini? Badan Geologi Buka Suara

Dia memastikan teramati keluarnya abu vulkanik di sekitar kawah ratu untuk membantah informasi yang menyebutkan bahwa ada abu vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Tangkuban Parahu yang mengakibatkan pedih di mata pada hari Minggu kemarin.

Disebutkannya, pada hari Minggu kemarin gempa Hembusan kurang dari 5 kejadian perhari dan gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma sangat jarang terekam dan tidak terekam adanya kejadian gempa letusan/erupsi.

"Hasil pengukuran deformasi dengan peralatan Tiltmeter dan Electronic Distance Measurement (EDM), mengindikasikan relatif terjadi inflasi pada segmen UPAS dan tidak terjadi pola perubahan deformasi pada segmen LERENG," sambungnya.

Terkait pedih yang dirasakan warga, Wafid sebut hal itu bisa jadi berasal dari gas yang berasal dari kawah yang mengarah ke pengunjung dalam waktu cukup lama.

"Namun hal ini sangat tergantung dengan kondisi ketahanan tubuh dari masing-masing orang/pengunjung. Paparan gas vulkanik sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin di sekitar kawah," jelasnya.

Baca Juga: Begini Asal-usul Lahirnya Gunung Tangkuban Parahu, Ternyata Bukan DItendang Sangkuriang

Imbauan untuk pengunjung dan warga

Meski berstatus normal, pengunjung tetap diimbau mematuhi aturan yang berlaku yaitu:

- Tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di G. Tangkuban Parahu.

- Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.

- Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik jika terjadi dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.

"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan calon pengunjung TWA Gunung Tangkuban Parahu serta obyek wisata yang dekat dengan gunungapi ini diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Tangkuban Parahu dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu melalui aplikasi MAGMA Indonesia," pungkasnya.***

Editor: Tim PRFM News

Tags

Terkini

Trending