BANDUNG, PRFMNEWS - Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk dapat memasang sebuah label khusus dalam makanan dan minuman kemasan.
Hal itu, menurut Bey, guna mencegah munculnya lonjakan kasus anak cuci darah yang angkanya terdeteksi tinggi.
"Saya berharap Kemenkes segera menerapkan penandaan pada makanan dan minuman kemasan terkait GLG," kata Bey Machmudin, dikutip PRFM News, Kamis 1 Agustus 2024.
Baca Juga: Puluhan Anak Terdaftar Sebagai Pasien Rutin Cuci Darah di RSHS Bandung, Penyebabnya Terungkap
"Seperti obat berbahaya itu tandanya merah, yang aman tandanya hijau, supaya memberikan kepastian pada masyarakat terutama menyikapi tingginya kasus anak cuci darah," katanya.
Menurut Bey, Kemenkes bisa segera menindaklanjuti dengan langkah menerapkan penandaan khusus pada makanan dan minuman terkait kandungan gula, garam, lemak (GLG).
Seiring dengan ditandatanganinya Peraturan Pemerintah 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, RS Hasan Sadikin Bandung melaporkan, pihaknya menerima 10-15 pasien anak cuci darah setiap bulan yang mengalami gangguan ginjal kronis akibat berbagai faktor.
RSHS mengklaim tidak terjadi kenaikan atau penurunan kasus cuci darah pada anak. Meski demikian,
"Tidak ada peningkatan atau penurunan untuk kasus anak dengan ginjal kronis dengan cuci darah rutin. Itu 10-20 anak per bulan," kata staf Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung, dr Ahmedz Widiasta.
Baca Juga: Viral Dugaan Penganiayaan Balita di Tempat Penitipan Anak Depok, Polisi Bakal Panggil Terlapor
Fenomena anak cuci darah ini menjadi perhatian Pemprov Jabar, Bey menjelaskan, dirinya sudah meminta Dinkes Jabar untuk memastikan agar anak-anak yang mengalami kasus ini mendapatkan perawatan terbaik di fasilitas layanan kesehatan.
"Terkait edukasi, saya minta Kadis Kesehatan berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan di kabupaten dan kota agar puskesmas dan posyandu memberikan edukasi dan pemahaman terkait nutrisi dan bahaya makanan dan minuman yang mengandung GLG berlebih," ucap Bey Machmudin.***