Strategi WHO Melawan Penyebaran Wabah Mpox, Ternyata Bukan Vaksinasi Massal

Editor: Asep Yusuf Anshori
Ilustrasi Monkeypox atau Mpox. Kemenkes siapkan belasan lab bagi yang terpapar virus Mpox.
Ilustrasi Monkeypox atau Mpox. Kemenkes siapkan belasan lab bagi yang terpapar virus Mpox. /Pixabay/ DarkoStojanovic/

BANDUNG, PRFMNEWS - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pendekatan "vaksinasi terarah" sebagai langkah efektif dalam melawan penyebaran virus cacar jenis mpox.

Alih-alih melakukan vaksinasi massal di seluruh wilayah yang terdampak, WHO menekankan pentingnya vaksinasi yang ditargetkan secara spesifik pada daerah-daerah di mana virus ini terdeteksi.

Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa mengendalikan penyebaran mpox lebih mudah dibandingkan dengan penanganan COVID-19.

Baca Juga: Kematian Pertama Wabah Mpox Serang Pria Penyuka Sesama Jenis di Afrika Selatan, Peringatan Serius untuk Dunia

Mengutip dari laman ANTARA pada Rabu 21 Agustus 2024, juru bicara WHO, Margaret Harris, menjelaskan bahwa vaksinasi massal tidak dianjurkan.

Vaksinasi massal tidak direkomendasikan; ini sangat penting. Vaksinasi harus benar-benar terarah di tempat di mana virus menyebar," kata Harris.

Ia menambahkan, meskipun penyebaran virus mpox telah menarik perhatian dunia, pendekatan yang lebih tepat adalah vaksinasi terarah untuk menghentikan penyebarannya.

Baca Juga: Jelang Persib Bandung vs Arema FC, Panpel Larang Aremania Datang

Harris juga menggarisbawahi bahwa virus mpox memiliki dua jenis genetik utama, yaitu Clade 1 dan Clade 2. Keprihatinan utama WHO saat ini adalah terhadap jenis baru virus ini, Clade 1b, yang muncul tahun lalu dan telah menyebar dengan cepat.

"Inilah yang kami khawatirkan karena virus ini menyebar sangat cepat. Ini juga memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, terutama di kalangan anak-anak," ujarnya.

Dalam laporan terbarunya, WHO mencatat bahwa jumlah kasus mpox pada tahun 2024 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Jahe Sebagai Obat Herbal Baik untuk Kesehatan Tubuh

Harris menyebut bahwa tingkat kematian akibat virus ini mencapai sekitar 3 persen, dengan angka yang lebih tinggi pada kelompok yang sangat rentan, seperti anak-anak kecil.

Harris juga menyoroti risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan infeksi cacar dan HIV. Mereka lebih mungkin mengalami bentuk Mpox yang lebih parah dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Ia menambahkan bahwa meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk virus mpox, pengobatan simptomatik dapat efektif dalam mengatasi gejala-gejala yang muncul.

Baca Juga: Begini Desain Tol Dalam Kota Bandung, Disebut-Sebut Mirip Jalan Tol di Wilayah Ini

Gejala utama yang dialami oleh penderita mpox termasuk demam, ruam kulit, dan nyeri. Harris menekankan pentingnya perawatan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Ia juga menggarisbawahi pentingnya isolasi diri bagi mereka yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Vaksin yang awalnya dikembangkan untuk cacar diketahui efektif melawan mpox. Harris merekomendasikan agar orang-orang yang telah terpapar virus ini menerima vaksin dalam waktu empat hari setelah terpapar. Melalui pendekatan vaksinasi terarah dan peningkatan kesadaran akan risiko penyebaran mpox, WHO berharap dapat mengendalikan penyebaran virus ini dengan lebih efektif dan melindungi populasi yang paling rentan dari dampak yang lebih buruk.***

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub