PRFMNEWS - Sekretaris Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Wilayah Jawa Barat, Andika Bayu Herbowo menyatakan, Starlink merupakan pelengkap bagi penggiat industri telekomunikasi, khususnya ISP, dan pemerataan internet bagi wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) jika diatur dan dikelola dengan baik.
"Starlink dapat membantu memberikan layanan akses internet berkecepatan tinggi. Konektivitas Starlink mampu mengirim data lebih cepat dibandingkan jaringan nirkabel tetap 4G, satelit konvensional, dan paket fiber dasar," katanya saat Diskusi Teknologi Informasi dan Komunikasi bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Rabu, 13 Juni 2024.
Menurut Andika, ISP lokal juga dapat memanfaatkan Starlink untuk BOD (Bandwith on Demand) bagi penyelenggaraan acara-acara besar.
Sebagai informasi, Starlink disebut menjadi solusi broadband di pedesaan atau daerah yang tidak ada akses internet karena ketiadaan fiber optik atau base transceiver station (BTS) di wilayah tersebut.
Satelit milik Elon Musk ini beroperasi di orbit rendah Bumi atau dikenal dengan Low Earth Orbit (LEO).
"Hal tersebut merupakan alternatif yang sangat baik untuk mengatasi sulitnya membangun konektivitas di daerah terpencil yang terkadang sulit dilayani ISP, terutama di wilayah yang tidak terdapat fiber optic dan blankspot," tutur Andika.
Dari segi bisnis, Starlink pun memiliki segmen pasar yang berbeda dari segmen yang dibidik dari ISP lokal. Jelas terlihat dari tarif layanan internet Starlink dimulai berkisar Rp750.000/bulan. Sedangkan tarif internet ISP lokal jauh lebih murah. Starlink juga lebih sesuai bagi konsumen early adopter teknologi atau berani mencoba (ngulik teknologi).
"Biasanya pengguna Starlink adalah masyarakat yang melek teknologi, early adopter, dan hobi ngulik teknologi. Di samping itu instalasi Starlink pun benar-benar dilakukan secara mandiri, dan tidak ada layanan customer care via telepon jika kita memiliki keluhan terkait perangkat tersebut. Sementara di satu sisi, tidak semua konsumen di Indonesia mau mengambil risiko terkait hal tersebut," papar Andika.
Isu penting lainnya terkait kehadiran Starlink di Indonesia adalah keamanan data atau kedaulatan data. Hingga saat ini Starlink belum memiliki Network Operation Center (NOC) di Indonesia, sehingga dikhawatirkan tidak terjaminnya keamanan data dan tidak adanya filter terhadap konten negatif.