Kabar Mengejutkan untuk Ibu-ibu, Tupperware Dikabarkan Bangkrut

19 September 2024, 14:30 WIB
Ilustasi Tupperware /https://plasticfree-world.com/

PRFMNEWS - Tupperware Brands secara resmi menyatakan kebangkrutan di Delaware, Amerika Serikat, pada Selasa malam waktu setempat.

Perusahaan yang terkenal dengan penjualan langsung ke konsumen ini menghadapi masa sulit setelah beberapa tahun mengalami penurunan penjualan yang signifikan.

Bangkrutnya Tupperware tidak dapat terelakkan, meski strategi baru memasarkan produk melalui toko ritel dan daring telah dilakukan namun dinilai tidak mampu mengatasi tantangan.

Baca Juga: Pelajaran dari Gempa Garut, Begini Pesan Pj Bupati Garut untuk Warga yang Tinggal di Sesar Garsela

Mengutip dari laman BBC, Tupperware dikenal dengan metode penjualan langsung. Konsep ini sukses besar pada masa lalu, terutama pada era 1950-an di Amerika Serikat.

Seiring perkembangan zaman, pendekatan tersebut mulai kehilangan relevansinya di kalangan konsumen modern.

Dalam pernyataan resminya, manajemen Tupperware menyebutkan bahwa perusahaan menghadapi tantangan berat, terutama dengan turunnya permintaan terhadap produk mereka.

Baca Juga: Pastikan Keamanan Rumah Warga Terdampak Gempa di Kabupaten Bandung, Polresta Bandung Gelar Patroli

Selain itu, lonjakan biaya tenaga kerja, pengiriman, dan bahan baku, khususnya resin plastik pascapandemi COVID-19, turut menekan keberlangsungan bisnis. Akibatnya, Tupperware semakin kesulitan menjaga kelangsungan operasionalnya.

Tupperware memiliki utang sebesar USD 812 juta atau sekitar Rp 12,4 triliun. Para kreditur yang memegang utang Tupperware bahkan berupaya menyita aset perusahaan, termasuk merek dagangnya, yang mendorong manajemen untuk mengambil langkah perlindungan kebangkrutan.

Dalam upaya untuk mempertahankan operasionalnya, Tupperware berencana melanjutkan kegiatan bisnis sambil mencari investor baru.

Lebih lanjut berdasarkan dokumen pengadilan, Tupperware memiliki perkiraan aset sebesar USD 500 juta hingga USD 1 miliar, sedangkan kewajibannya diperkirakan mencapai USD 1 miliar hingga USD 10 miliar yang menandakan skala tantangan finansial yang dihadapi.

Baca Juga: Tiket Persib vs Persija Sudah Mulai Dijual, Simak Ketentuannya untuk Beli Tiket Big Match ini

Tupperware sempat menjadi simbol pemberdayaan wanita di Amerika Serikat, terutama pada masa kejayaan penjualannya di tahun 1950-an.

Namun, perubahan perilaku konsumen dan persaingan bisnis yang semakin ketat telah membawa perusahaan ke dalam krisis keuangan yang serius. Kini Tupperware harus berjuang untuk menyelamatkan bisnis yang telah menjadi bagian penting dari sejarah.

Kendati begitu, Tupperware di Amerika Serikat masih memiliki peluang untuk bangkit jika berhasil menemukan investor yang tepat.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Trending