Jemaah Haji Dibikin Repot Akibat Pesawat Delay 28 Jam yang Bikin Garuda Terancam Tak Lagi Dipakai Kemenag

9 Juli 2024, 15:45 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. /Pixabay/ Fariz Priandana/

PRFMNEWS – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia kembali alami delay atau penundaan jadwal terbang pada fase pemulangan jemaah haji dari Madinah ke Indonesia. Terbaru, delay ini terjadi hingga 28 jam atau tertunda lebih dari satu hari satu malam. Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan kekecewaannya terhadap pelayanan Garuda Indonesia atas kejadian tersebut.

Bahkan akibat pesawat Garuda Indonesia delay hingga 28 jam dan sebelumnya juga terjadi penundaan jadwal meski tak selama itu, Kemenag memastikan telah melayangkan teguran keras dan evaluasi mendalam untuk memutuskan apakah maskapai pelat merah tersebut akan digunakan kembali pada musim haji tahun 2025 mendatang.

Jemaah haji yang mengalami penundaan penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia hingga 28 jam berasal dari kelompok terbang (kloter) 9 Embarkasi Balikpapan (BPN-9). Jumlah mereka ada sebanyak 324 jemaah yang berasal dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Salah seorang jemaah bernama Oge Nasir (50) menceritakan dia bersama jemaah haji lainnya dijadwalkan pulang ke Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada Sabtu, 6 Juli 2024. Namun saat berada di bus, ia tiba-tiba mendapat kabar jika jadwal kepulangannya tertunda.

Baca Juga: Terulang Lagi! Garuda Kembali Telat Jemput Jemaah Haji, Delay Lebih dari 5 Jam

“Harusnya kami berangkat kemarin pagi, tertunda pesawatnya. Ketika kami sudah berada di atas bus, terus diturunkan lagi,” ujar Oge Nasir di Madinah, Minggu 7 Juli 2024, dikutip prfmnews.id dari keterangan tertulis di laman resmi Kemenag, Selasa 9 Juli 2024.

Jemaah lain, Abdul Kadir (60) mengungkapkan, para jemaah haji terpaksa harus mondar-mandir membawa koper kabin. Pasalnya saat sudah berada di bus, para jemaah diminta turun lagi untuk kembali hotel dan menginap satu malam. Dia pun harus mengabarkan keluarganya jika tidak jadi pulang di hari itu.

“Gara-gara pesawat delay, kita disuruh turun dari bus dan masuk hotel lagi, kalau di sana (bandara) tidak ada tempat menginap, makanya kita disuruh masuk hotel lagi. Saya mengabarkan keluarga kalau tidak jadi pulang, dan baru pulang hari ini. Kami dapat uang sebagai pengganti atau uang kompensasi dari Garuda,” aku Abdul Kadir.

Rombongan jemaah kloter BPN-9 itu seharusnya terbang dari Bandara AMAA Madinah dengan jadwal pukul 13.40 WAS (Waktu Arab Saudi), Sabtu 6 Juli 2024. Namun mendadak jemaah mendapat informasi bahwa pesawat Garuda yang akan membawa mereka alami penundaan jadwal hingga Minggu 7 Juli 2024 sekira pukul 17.40 WAS.

Atas kejadian tersebut, Kemenag kembali melayangkan protes keras kepada Garuda Indonesia. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menilai performance Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk seiring delay penerbangan yang terus berulang.

Hilman memaparkan fase pemulangan jemaah haji Indonesia yang berlangsung sejak 22 Juni 2024 kembali diwarnai dengan keterlambatan penerbangan oleh Garuda Indonesia. Sebelum keterlambatan yang dialami jemaah BPN-09 hingga 28 jam, jemaah haji kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) juga mengalami delay selama 12 jam.

“Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan. Delay lagi dan lagi. Berulang terus. Kita nilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional," tegas Hilman di Jakarta, Senin 8 Juli 2024.

Baca Juga: Usai Kemenag, Kini Giliran Kemenhub Tegur Garuda Indonesia Buntut Masalah Penerbangan Haji

“Dengan kejadian ini, Kementerian Agama akan mempertimbangkan kembali keterlibatan Garuda Indonesia pada penerbangan jemaah haji di tahun mendatang,” sambungnya.

Hilman pun menyayangkan sikap Garuda Indonesia yang kerap mendadak mengabarkan jika terjadinya delay penerbangan saat akan membawa jemaah pada musim haji tahun ini.

“Pemberitahuan dari pihak Garuda Indonesia juga sering mendadak. Bahkan jemaah sudah berada di bus dan siap menuju Bandara AMAA Madinah baru diinfo kalau ada delay. Ini kejadiannya mirip dengan KNO-03. Jelas Garuda Indonesia tidak profesional,” tuturnya.

“Delay semacam ini membuat jemaah lelah. Mereka terpaksa harus membawa koper kabin kembali karena sudah di bus baru diinfo kalau ada delay. Ini kan melelahkan,” imbuhnya.

Protes senada disampaikan oleh Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab. Menurutnya, kinerja Garuda pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini betul-betul sangat buruk.

Bahkan, pada pekan pertama fase pemulangan jemaah haji, lebih 50% penerbangan mengalami keterlambatan. Dari 52 kloter, sebanyak 38 kloter terbang tidak sesuai jadwal karena mengalami keterlambatan.

“Pada pekan kedua pemulangan, total sudah ada 155 kloter jemaah haji Indonesia yang sudah diterbangkan Garuda Indonesia ke Tanah Air. Dari 155 kloter, ada 75 kloter yang mengalami keterlambatan atau 48,39%,” ungkap Saiful.

Baca Juga: Ini Jadwal Tahapan Penyelenggaraan Haji Tahun Depan

“Kalau pekan pertama ada KNO 03 yang delay 12 jam 30 menit, pekan kedua ini ada BPN 09 yang delay hingga 28 jam 10 menit. Ini sangat parah,” sambungnya.

Saiful kembali minta Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia. Pastikan pesawat yang akan digunakan siap dan ada.

Kru pesawat juga siap bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan atau delay penerbangan tidak terulang. Persiapkan pesawat cadangan pengganti pesawat bermasalah, sesuai kontrak kerja dengan Kemenag.

"Kasihan jemaah kalau Garuda delay terus. Belum lagi jemaah harus naik pesawat domestik ke provinsi asal yang harus tertunda karena lambat dari Arab Saudi. Dampaknya signifikan dan ini menjadi tanggung jawab Garuda,” tegasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Trending