Nostalgia! Ini Kumpulan Puisi di Film Ada Apa dengan Cinta (AADC)

- 24 Juli 2020, 15:02 WIB
Lembar puisi dalam film AADC.*
Lembar puisi dalam film AADC.* /Tangkapan layar film AADC

PRFMNEWS - Ada Apa Dengan Cinta (AADC) merupakan film remaja yang mengisahkan romansa Cinta dan Rangga. Film yang dirilis pada tahun 2002 silam ini dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo.

Film ini meraih sukses besar di Indonesia menyusul film Petualangan Sherina (2000) yang booming terlebih dahulu. Kesuksesan kedua film ini menandai kebangkitan kembali dunia perfilman Indonesia.

Lagu tema Ada Apa dengan Cinta yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw dan Eric menjadi hits, dan pasangan Rangga dan Cinta menjadi pasangan kekasih yang melegenda di era itu.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Begini Cara Mengurus Izin Resepsi Pernikahan di Kabupaten Bandung

Hal lain yang melekat dalam film ini adalah puisi. Ya, film ini dibumbui oleh sejumlah puisi yang mengiringi kisah Cinta dan Rangga.

Pecinta film Ada Apa Dengan Cinta tampaknya masih ingat dengan beberapa puisi yang ada di film produksi Miles Productions.

Berikut beberapa puisi dalam film AADC.

1. Tentang Seseorang
Karya: Rako Prijanto

Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci

Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai,
biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?

Baca Juga: Ofisial dan Pemain Timnas yang Dipanggil TC Ikuti Rapid Test dan Swab Test

2. Aku Ingin Bersama Selamanya
Karya: Rako Prijanto

Ketika tunas ini tumbuh,
serupa tubuh yang mengakar.
Setiap nafas yang terhembus adalah kata.
Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan.
Tangan kita terikat… Lidah kita menyatu…
Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu.
Hahhh... Di luar itu pasir… Di luar itu debu…
Hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada.
Tapi kita tetap menari, menari cuma kita yang tahu.
Jiwa ini tandu… Maka duduk saja…
Maka akan kita bawa ... Semua…
Karena kita adalah satu.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x