Ahli Antropologi Unpad Ungkap Perubahan Perilaku Masyarakat Selama Pandemi Covid-19

- 12 Juni 2020, 14:41 WIB
ILUSTRASI Mencuci tangan.*
ILUSTRASI Mencuci tangan.* /Pixabay/

BANDUNG,(PRFM) - Ahli Antropologi dari Fisip Universitas Padjajaran (Unpad), Erna Herawati menyampaikan terjadi perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Perubahan perilaku paling kentara kata dia terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengikuti anjuran pemerintah menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan protokol kesehatan lainnya.

"Paling kelihatan perubahan besar adalah kebiasaan memakai masker. Dulu di jalanan, kita jarang melihat orang memakai masker, sekarang hampir semua memakai masker," ujar Erna saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat (12/6/2020).

Baca Juga: Ini Cara Tepat Konsumsi Bawang Putih hingga Brokoli

Baca Juga: Surat Berisi Rekomendasi Siswa ke Sekolah Negeri Beredar Luas, Saber Pungli: Harus Diinvestigasi

Namun demikian ia menilai, terdapat berbagai alasan dibalik penggunaan masker. Ada warga yang menggunakan masker karena kesadaran penuh, ada juga yang karena terpaksa.

Menurutnya, penggunaan masker belum sampai pada tingkat pemahaman.

"Di balik perilaku itu (memakai masker) ada macam-macam alasan. Paling banyak karena mengikuti aturan, belum sampai pada tingkat pemahaman," kata dia.

Pasalnya lanjut dia, edukasi mengenai pentingnya penggunaan masker dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 khususnya di Kota Bandung belum optimal.

"Ada beberapa level sampai orang jadi paham. Kita baru sampai level dasar, yaitu tahu saja. Tapi kurang paham. Akhirnya memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak itu identik dengan PSBB saja," kata dia.

Baca Juga: Bus AKAP dan AKDP Mulai Beroperasi Kembali Besok Pagi

Baca Juga: Tatjana Saphira Terpilih Bintangi Film 'Perempuan Bergaun Merah', Ini Alasannya

"Karena edukasi belum komprehensif diawal-awal pandemi. Jadi, dipikirnya memakai masker itu selama pandemi. 'Pandemi kapan berakhir?', '3 bulan'. Sudah 3 bulan, berarti sudah berakhir. Jadi pemahamannya (masyarakat) masih sepotong-sepotong," kata dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, edukasi mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan di semua sendi kehidupan harus tetap gencar dilakukan.

Edukasi dan sosialisasi harus dimulai dari level bawah dari tingkat keluarga, RT RW sampai kelurahan.

"Edukasi belum selesai. Ulangi lagi edukasi yang sifatnya sistemik, dari mulai level bawah dari keluarga, RT RW. Sosialisasi itu nomor satu, supaya masyarakat paham," tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x